FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
JALAN PULANG TUN MAHATHIR MOHAMAD
(Dr. Mahathir bin Mohamad)
Dengan lafaz Bismillah aku memulakan bicara
Manusia hanya punya asa tapi Yang Maha Esa penentu segalanya
Aku mengakui meski hanya semangatku yang lebih kuat dari qudrat
Namun ku gagahi juga demi amanat anak bangsaku yang berdaulat
Anak-anakku ...
Alangkah siksanya kembara beriringan Mughallazah
Bibirku memaksa senyum walau hamis najis berat itu kadang pekat menerjah
Memastikan tangan senantiasa kering agar tiada terpalit noda tika bersentuhan tanpa sengaja
Bersoldadukan pula puak Munafiqin yang keberadaannya selalu dalam keadaan bersiap siaga
Semakin jauh aku berjalan semakin mengecil denai yang aku lalui
Semakin terjal dan semakin sayup pula jurang yang berada di kanan dan kiri
Sudah tibakah waktunya untuk aku berpaling dan kembali ke pangkal jalan
Walaupun itu bermakna aku harus berhadapan dengan semua mereka yang mengekori di belakang
Dalam aku berkira-kira untuk berkalih arah
Semakin ketara terlihat jarum-jarum halus yang digunakan untuk menjarah
Agenda jahat buat mengkotak-katikkan perpaduan bangsa dan kesucian agama
Seperti tak pernah puas mereka menghina Islam, bumiputera dan institusi Raja-raja
Maafkanlah jika terlihat seperti akulah yang telah bersalah merintis jalan derita
Tetapi bukankah telah kamu rasai bagaimana hinanya bila kita kehilangan kuasa
Kini kamu semua telah melihat dengan mata kepalamu segala bukti dan alibi
Biarlah sejarah menyalahkanku asalkan bangsaku tidak merempat di negeri sendiri
Ya Allah Ya Tuhan kami ...
RedhaMu ku pohon buat kesekian kali
Nukilan: Si Takluk Jagat
24 Februari 2020