Menu

Monday, 24 September 2018

PUISI-PUISI SANG BIDADARI - (1) ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH (2) CINTA DUA BENUA (3) SERULING BIDADARI (4) SANG BIDADARI HATI (5) SELIMUT RINDU (6) SANGKAR RINDU


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH

Image may contain: 1 person, standing and text

Puan …
Puisi bukan semuanya indah dibaca
Tapi itulah luahan hati si penciptanya
Meskipun begitu mendayu puisi Si Jalaluddin Rumi
Qalbu yang tak merindu takkan dapat merasai
Dan kalau mau bicara pula soal jiwa
Tulus dan setia, itulah tunjang cinta

Aku tidak mendambakan insan semulia Khadijah
Kerana cintaku tak seagung cintanya Rasulullah
Tak mengharapkan pasangan sehebat Fatimah Az-Zahra
Kerana keperibadianku tak semulia Saidina Ali r.a
Tapi cukuplah seseorang yang dapat memahami
Yang sudi berkongsikan senyumnya waktu aku tertawa
Dan rela menumpahkan airmatanya tika aku berduka

Puan …
Cinta tak pernah menanti atau meminta
Cinta ibarat cahaya di dalam gelita
InsyaAllah, andai berkah wiridku dalam Mahabbah
Kan ku pimpin tanganmu Puan, menuju ke Jannah

Nukilan: Si Takluk Jagat
19 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

CINTA DUA BENUA

Image may contain: 1 person

Menganyam rindu di kamar peraduan

Menanam resah menantikan persetujuan
Hujan yang menitis terdengar menghiba
Rintiknya bak paluan gelora di dada
Titiknya mengait benang-benang kecewa
Sang Bidadariku masih berteka-teki dengan jawapannya

Bidadariku ...
Lenakah malam ini dikau beradu?
Bertandangkah aku dalam mimpimu?
Ayuh kita hayunkan buaian cinta
Mari kita simpulkan sumpah janji setia
Janji suci dua benua
Moga kan kekal hingga ke sana

Bidadari, tempatnya memang di syurga

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SERULING BIDADARI


Image may contain: one or more people

Bidadariku ...
Tika aku sedang menghayati indahnya senja yang temaram
Kala aku sedang memerhati cahaya jingga yang semakin kelam
Sayup-sayup terdengar bunyi tiupan serulingmu
Mendayu-dayu irama suaramu berlagu
Tapi kenapa masih bernada pilu?
Mengapa masih berirama sayu?
Irama cinta tak kesampaian
Nada hati yang berantakan

Tak sudikah kau menyambut huluran tanganku?
Tak mahukah kau jalan beriring denganku?
Biarku balut luka-luka yang ada
Biarku terbangkan dikau ke sana
Ke pucuk pohon ara yang paling tinggi
Duduk berdua sambil sama berpuisi
Berwalikan pelangi petang yang mempesona
Bersaksikan lembayung senja yang bercahaya jingga
Cuma kita
Cuma berdua

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANG BIDADARI HATI

Image may contain: one or more people and close-up

Termenung aku di hamparan kaku
Merintih aku di untaian beku
Gejolak rindu yang semakin merah membara
Api cinta yang semakin marak menyala
Dimanakah rasa rindu ini hendakku buang
Kemanakah raksa sepi ini hendakku tuang
Pelangi petang pun dah tak nampak berseri
Kelam malam pun dah bertambah sunyi

Aku yang tertunduk dalam kehampaan
Aku yang menangis meratapi kehilangan
Tiada lagi cahaya untuk dijadikan pedoman
Tiada lagi pelita buat menerangi jalan

Wahai Sang Bidadari hati
Kalihkanlah pandanganmu ke sini
Hulurkan tangan indahmu untuk aku berpaut
Kuntumkan senyummu agar hati ku kembali bertaut
Aku musafir yang sedang kesepian
Aku Sang Kelana yang sedang tersesat jalan

Nukilan: Si Takluk Jagat
21 September 2018



FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANG BIDADARI HATI

No automatic alt text available.

SELIMUT RINDU



Aku bertanya pada merak di hutan
Pernahkah bertemu bidadari yang ku rindukan?
Tapi Sang Merak cuma menggelengkan kepala

Leka mengigal bulunya yang pelbagai warna


Aku bertanya pada unggas yang berterbangan
Ke manakah perginya bidadariku menghilang?
Tapi unggas hanya membisu seribu bahasa
Bidadari ku hilang entah ke mana

Aku bertanya pada musafir yang keliru
Adakah dia terlihat akan bidadariku?
Dan Sang Kelana menjawab sayu
Aku juga sedang mencari bidadariku

Deritanya rasa berselimutkan rindu

Nukilan: Si Takluk Jagat
22 September 2018

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANGKAR RINDU

No automatic alt text available.

Beratnya kantung rindu yang ku galas

Saratnya bakul asmara yang ku kilas

Tiada arah pedoman dan tiada hala tujuan
Hanya Dia yang menunjukkan jalan

Padang ilalang jadi kamar peraduan
Gelap malam jadi penyelimut badan
Belalang dan pepatung dah jadi teman sejati
Kumbang dan unggas jadi temanku berpuisi
Airmata ku pun dah tak bersisa lagi
Pedih dan pilu mengurungi diri
Bilakah sangkar rindu ini akan terbuka?
Bilakah Sang Bidadariku akan menjelma?

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 September 2018



No comments:

Post a Comment