FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
Kekasih langitku
Kupandang
Terlihatku
Bayangmu coba menyelinap
Menyibak tabir baja yang sengaja kupatri dengan dupa mantera
Takkan kau temukan tiara atau mahkota tuk kenaliku
atau cantiknya paras berupa anggun gaun biru berbentuk biola lekuk boneka...takkan pernah ada
Aku di dampingkan bersama para ksatria
Kami mengayuh sampan...
Daki telusuri lereng bukit...
Berlari mengejar matahari
Basahi raut siramnya curah peluh
Mereka bentukku serupa mereka pula
disini jemari itu di kepal tinju
Bahu ini di beban besi dan batuan
Kami lantunkan derap bola lemparnya ke bulatan jaring
sekepak keping kapakku membelah keringnya kayu bakar kami...
Juga lajunya mesin sepeda sepenuh ringkik kuda....
Aku melaju tanpa henti
Aku di bentuk menjadi ksatria
Dengan sebilah pedang di pundak
mungkin kau akan tumbang tersenggol sedikit hempak bahuku...
Perang pasti di mulai....
Karna aku harus di depan
Barisan paling hadapan
Tuk menyeru....serang
Tapi sesekali lirikku mendayu bayu
helang liukku perangkan tari
hela nafas ini hembuskan aroma cinta
yang tak kau temukan kelain hati
Biarlah rasa itu mencumbumu
Rayumu rayapi inci tubuhmu
merasuki aliran darahmu
Nikmati saja...selagi rasa itu masih ada sebelum perang ini mengakhiri ceritanya
Masih atau tidak aku di jagatmu ini
FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
KUN FAYAKUN UNTUK PETAPA JELITA
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
Srikandi …
Aku kagumi semangatmu
Bayangku datang bertamu dalam mimpi-mimpimu
Tapi jangan kamu lupa wahai si petapa jelita
Tabir baja dan dupa mantera itu mainanku juga
Tanjak dan mahkotaku aku tinggalkan di istana
Sehelai sepinggang … sebatang kara aku berkelana
Tiada aku dambakan dewi bertiara atau pun puteri bergaun biru
Tapi aku mencari biola yang bisa mengiringi lagu puisiku
Tariku akan aku tukar jadi pencak pahlawan
Jurus Sapu Anginku pasti tak terkejarkan dek lawan
Tapi aku tak mahu berlari mengejar matahari
Kerana dengan Kun fayakunKu … Sang Suria akan terhenti mengelilingi bumi
Jemariku …
Andai ku kepal menjadi besi
Ditiupkan dengan Bismillah kan bisa melebur keluli
Tapi kalau ku letakkan telapakku dibahumu
Akan terlepas genggaman kapakmu … seperti reranting kering patah dihembus bayu
Percayalah wahai kesatria …
Ringkik kuda itu akan berubah manja
Dan pedang di pundakmu itu takkan pernah kamu hunuskannya
Janganlah kamu bimbang dengan hatiku
Meski liukmu perangkan tari … dan llirikmu mendayu bayu
Tika kamu menyeru ‘perang’, aku cuma akan memerhati dari kejauhan
Tapi andai ada pedang yang cuba menggores kulitmu … akulah yang akan menahan
Hati ini sudah ada yang menjagai
Rayumu … rasamu … takkan bisa mencumbui
InsyaAllah … dengan izinNya, tidak tumbang aku andai tersenggol bahumu
Bahkan andai kamu lepaskan tinjumu di dadaku … nikmatnya terasa seperti di pukul bantal yang dipenuhi kekabu
Sahabat …
Aku bisa bertukar menjadi merpati … dan aku juga boleh merubah menjadi singa berbulu besi
Nukilan: Si Takluk Jagat
30 November 2018
No comments:
Post a Comment