PUISI SI TAKLUK JAGAT
SECANGKIR KOPI
Telah lama aku lena sendiri di malam tak berpenghujung
Kerana mimpi tahu hatiku telah lama mati
Terkubur bersama Sang Rama-rama yang telah pergi
Dia tahu bagaimana aku derita
Dia memahami bagaimana aku sengsara
Terpadam sudah segala rasa cinta
Layu sudah kelopak-kelopak bunga
Yang tinggal cuma jasad yang hampir tak bernyawa
Tapi kelmarin mimpi datang memberi salam
Membawa irama senandungnya malam
Lalu memperlihatkan sosok tubuhnya
Yang sedang mengait bunga-bunga cinta
Tersenyum manis sambil menjeling manja
Menggamit ku mengajak duduk berdua
Berkongsi kopi dari cangkir yang sama
Sambil menikmati keindahan panorama senja
Di temaramnya sang senja yang jingga
Tercuit hatiku yang telah lama mati
Terkuak pintu yang telah lama terpatri
Menerjah angin sepoi-sepoi bahasa
Membawa aroma wangian bunga cinta
Begitu wangi
Begitu menawan
Begitu mengkhayalkan
Tersadar aku di sepertiga malam
Seribu persoalan bermain di fikiran
Aku berwudhuk mensucikan diri
Khusyuk sujudku pada Sang Illahi Rabbi
Ku tadahkan tangan tanda berserah diri
Bergenang airmataku di malam yang sunyi
Semoga luruslah jalan yang Engkau tunjuki
Seperti jalan orang-orang yang Engkau redhai
Dan bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai
Bukan pula jalan orang-orang yang Engkau sesati
Perkenankanlah
Nukilan: Si Takluk Jagat
15 September 2018
No comments:
Post a Comment