Menu

Sunday, 16 September 2018

PUISI SI TAKLUK JAGAT - SECANGKIR KOPI


PUISI SI TAKLUK JAGAT

SECANGKIR KOPI

No automatic alt text available.

Telah lama aku lena sendiri di malam tak berpenghujung
Mimpi pun tak berani mahu datang berkunjung
Kerana mimpi tahu hatiku telah lama mati
Terkubur bersama Sang Rama-rama yang telah pergi
Dia tahu bagaimana aku derita
Dia memahami bagaimana aku sengsara
Terpadam sudah segala rasa cinta
Layu sudah kelopak-kelopak bunga
Yang tinggal cuma jasad yang hampir tak bernyawa

Tapi kelmarin mimpi datang memberi salam
Membawa irama senandungnya malam
Lalu memperlihatkan sosok tubuhnya
Yang sedang mengait bunga-bunga cinta
Tersenyum manis sambil menjeling manja
Menggamit ku mengajak duduk berdua
Berkongsi kopi dari cangkir yang sama
Sambil menikmati keindahan panorama senja
Di temaramnya sang senja yang jingga

Tercuit hatiku yang telah lama mati
Terkuak pintu yang telah lama terpatri
Menerjah angin sepoi-sepoi bahasa
Membawa aroma wangian bunga cinta
Begitu wangi
Begitu menawan
Begitu mengkhayalkan

Tersadar aku di sepertiga malam
Seribu persoalan bermain di fikiran
Aku berwudhuk mensucikan diri
Khusyuk sujudku pada Sang Illahi Rabbi
Ku tadahkan tangan tanda berserah diri
Bergenang airmataku di malam yang sunyi
Semoga luruslah jalan yang Engkau tunjuki
Seperti jalan orang-orang yang Engkau redhai
Dan bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai
Bukan pula jalan orang-orang yang Engkau sesati

Perkenankanlah

Nukilan: Si Takluk Jagat
15 September 2018

No comments:

Post a Comment