FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
TARIAN AKSARA JIYA ASHMA
# Mendung di selatan rimba
Telah ia rajut serangkaian puisi
Sebagai lelah hati tuk berkremasi
Di pujuknya rembulan agak tak mengundur diri
Sempat sekali ia merasa menyesali
Apakah lagi kesalahan diri
Sehingga kini tiada tempat mengaduh nan lara di hati
Ramai riak bunyi ranting tertitik hujan
Liar matahari berlarian sembunyi di sebalik awan
Gerangan laparkah atau sengaja membasahkan
Sunyinya hati tak bertuan
Rupanya mendung di selatan rimba
Tempat berteduh para kelana
Menggendong kembara merancang bait rencana
Mewartakan dongeng sembari bercerita
Rumbiaku basah, katanya
Lembaran lembaran kuyup terlapuk estetika
Memakan anakan logika
Bukanlah dongeng menghamba sahaya
Dunia memang telah lanjut usia
Dari seberang Utara sana
Tampak berkilau cahaya
Ada redup sinar bak kejora
Siapakah dia pemilik hati mulia
Berlari lah ia mengusung benak di dada
Menyibak tirai hujan tuk lanjut kelana
Mencari arah tujuan hati berbicara
Mungkinkah kan ditemukannya satu singkap kata di bawah kaki nabastala
Dia lah gadis berbaju ungu trauma
Teringin menyepuh suci warna
Agar mampu di peluk si putihnya pawana
Untuk berlengan alas tidurnya
Bilamana matanya terpejam
Di situlah desir bayu kedengaran
Membawakan Khabar dari temaram
Mencari cinta apakah benar itu yang di suratkan
Gadisku berjalan sembari meneguk garam di laluan
Bermandikan bantaian hujan
Jiya zaara ashma
Taman hati:03-07-2019
CINTA SI GADIS RIMBA SELATAN
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
Sungguh ku mahu merapal puisi yang kamu cipta
Dalam sibuk hari ataupun dalam senggang masa
Itulah senandung yang acapkali dititip bayu pagi
Bak ratib mantera mendongengkan laranya sekeping hati
Sedari dahulu semilir Selat Melaka selalu setia mengirimkan
Perkhabaran tentang basah atau keringnya rembia di rimba selatan
Bukan sekadar banjir atau kontangnya ranah bumi di seberang sana
Bahkan rajuknya rembulan dan mendungnya mentari sudah acapkali jadi omelan si samudera
Riuh rendah celoteh kelana
Menantikan redanya hujan nan sedang menggila
Kini murka angkasa tiada lagi bisa diramalkan
Renta bumi langsung sahaja dipersalahkan
Si gadis pingitan dengan baju berwarna ungu
Berlarian dalam hujan hingga terselak betis putih gebu
Menguntiti hembus bayu yang berseloka tentang setia cinta
Meyakini taqdirnya bakal ketemu pangeran berhati mulia
Jangan terlalu berharap wahai sang gadis
Cinta suci itu laksana mengharapkan ketemu jerung di dalam bilis
Pejamkanlah matamu .. sudah lama temaram senja itu sirna
Nanti kan pasti bertamu cintamu kalau sudah begitu suratanNya
... dan malamnya si gadis bermimpi ... lena dalam hangat dakapan lengan putihnya pawana
Nukilan: Si Takluk Jagat
04 Julai 2019
No comments:
Post a Comment