Menu

Thursday, 12 September 2019

STJ2019_168 - KELIRU SANG SUFI (Balasan Puisi Sufi Ini)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Sufi Ini)

Image may contain: 1 person


Bismillahirahmanirahim.

Ku tulis syair aksara jiwa.
Ku rangkai bait kata dengan makna hati.
Indah tak mampu dihayati,
Namun pedih bila difahami,
Nada jiwa lembayan senja tersirat luka dalam duka.

Bertanya pada sang bayu bagaimana rupa kebahagiaan,
Andai ini hanya mimpi hapuskanlah dari ingatanku.
Andai engkau hanyalah hayalan yang datang akan ku tulis dalam bait kata puisi.

Kalam Sang Sufi.

August/2019.


KELIRU SANG SUFI

(Balasan Puisi Sufi Ini)


Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani
Nyanyian aksara mendodoi cuping dan gegendang telinga
Dalam paduan rima yang kedengaran hampir tidak senada
Kalungan bait kata nan bertatahkan gerak hati
Sungguh mempesona dengan aturan irama teramat teliti

Lama kelamaan gema suara itu kedengaran semakin tenggelam
Seperti halnya sang pujangga yang kian keliru di dalam terang
Menyangkakan capalnya telah menyerap air dari tujuh lautan
Tapi rupanya piala di genggaman hanya berisi perahan anggur murahan

Kuatnya gejolak yang bersarang di dalam fikiran
Bertanya pada sang bayu bagaimanakah kemilaunya cahaya yang bergemerlapan
Ternyata semilir bayu hanya berdiam seribu bahasa
Akur bahawa segala rahsia alam malakut cuma bisa bocor atas iradatNya

Begitulah pujangga, akan tiba kita di satu persimpangan
Di situ kita akan memilih untuk membelok ke kiri atau pun maju ke kanan
Itulah sebenarnya persempadanan antara syariat dan hakiki
Yang abadikah akan kamu pilih ataupun masih kuat lagi genggamnu pada duniawi

Itu semua bukan kehendak kita wahai teman
Melainkan hanya ihsanNyalah yang memainkan peranan
Dialah yang menggerakkan segalanya, bukan kita yang menulis aksara
Namun yakinlah bahawa perancanganNya tersangat sempurna

Nukilan: Si Takluk Jagat
04 Ogos 2019

No comments:

Post a Comment