FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
BIARLAH
Biarlah kuntum tanpa kelopak
Biarlah rajah tanpa ukir
Biarlah embun tanpa pelupuk
Biarlah madah tanpa penawar
Di sini,
Kuberhentikan penaku
kuhapuskan tintaku
Terakhir kali
Nukilan kucoretkan
Tiada lagi puisi
Atau sekadar syair-syairan
Lidah asmaraku tandas
Hatiku kandas
Terkelupas
Empas
Bila esok purnama masih bermalam
Biarlah tetap di langit yang kelam
Sulutku padam
Jiya zaara ashma
Taman hati:03-11-2019
JANGAN HENTIKAN TARI PENA
(Balasan Puisi Jiya Ashma)
Bukanlah namanya mawar jika mekarnya tiada kelopak
Pincanglah loreknya rajah andai kemasannya tanpa ukiran
Di manakan bertakung embun kalau tumbuh daunan tidak berpelupuk
Pasti sumbang madah kiranya puisi didendang tanpa iringan penawar
Dik ...
Bayu akan berhenti menghembus seiring terhentinya tari penamu
Mentari tidak akan lagi terbit pagi andai kamu hapuskan tintamu
Kalau benarlah ini terakhir kali nukilanmu kau coretkan
Lihatlah nanti dik ... tiadakan lagi pajang purnama di kelamnya malam
Begitulah reaksinya mayapada andai kamu menghilangkan diri
Gerimis yang turun akan semata menyanyikan lagu sedih
Pejamkan matamu dik dan dengarkan nyanyian rimba belantara
Itu suara rakyat jelatamu dik ... yang tidak pernah jemu melafazkan ikrar taat setia
Ke mana menghilangnya kental hati puteri sungaiku dahulu
Yang kamu bilang kokoh dan tidak mungkin ditumbangkan bayu
Datanglah semilir atau bertandanglah ribut taufan yang menggila
Tetap utuh ... tetap teguh ... tiadakan pernah mengenal putus asa
Bukan gelarnya adikku kalau tidak hatinya sekeras waja
Tidak puteriku andai dugaannya bukan melanda sebesar benua
Ingatlah dik ... jangan pernah sandarkan harapanmu pada yang namanya manusia
Tapi letakkan sepenuh kepercayaanmu padaNya kerana sesungguhnya Dia terlalu menyayangi hamba-hambaNya
Nukilan: Si Takluk Jagat
04 November 2019
No comments:
Post a Comment