FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Bulan Sabit Wiena Aldissy)
Bulan Sabit Wiena Aldissy
Pada malam aku bingkis rindu lewat embus angin,dengarlah dahandahan menari karenanya dan esok lihatlah pada bening embun kutitipkan sapa sejak dini setelah do'a disepertiga malam kuamiini.
Diary Wiena
Malang,Feb 2020
DIARY WIENA
(Bulan Sabit Wiena Aldissy)
Lewat hembus angin ku bingkiskan rindu dalam pekat kelam malam
Dan pada ambang pajang purnama ku titipkan salam buat redup kerdip gemintang
Ironinya indah kuntuman mawar tidak akan kekal selamanya
Putih merah atau apa jua warna warni kelopaknya hanyalah semu semata
Tajamnya tatap retina itu hingga mengundang seribu pertanyaan
Sebesar manakah rahsia yang tersembunyi di sebalik sepi pandangan
Sebegitu halnya bibir indah itu yang tiada langsung menguntum senyum
Pun kosong renung itu terlihat memendam gulana setinggi gunung
Andai batas jarak dan pandang mampu merungkai ikatan pada bibir nan ranum
Biarlah waktu yang bercerita tentang terhalangnya hajat nan teragung
Tetapi sekiranya mengenang kembali bakal menghiris parut luka yang lama
Biarlah tiada terjawab tanda tanya dan kekal terhijab segala rahasia
Satu nama yang ku ulang sebut semenjak dini
Hingga ku rangkaikan dalam doa di sepertiga malamku lalu ku amini
Biarlah di Diary Wiena cuma terlihat mencoret bahagia
Dan yang tercatat di kitabnya hanyalah sifat kasih dan sayangNya semata
Moga bening esok akan kekal dingin seperti pagi-pagi sebelumnya
Dan juntaian dahan-dahan masih setia melambai ceria
Embun juga tetap betah berpaut pada runduk sujud dedaunan
Itulah perjalanan mayapada ... kesinambungan energi alam
Nukilan: Si Takluk Jagat
15 Februari 2020
No comments:
Post a Comment