Menu

Tuesday, 11 December 2018

SANG PUTERI SUNGAI (Balasan Puisi Jiya Ashma)


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

SANG PUTERI SUNGAI


(Balasan Puisi Jiya Ashma)

No automatic alt text available.

Masih terisak tangis rerumput itu
Terdengar.....lirih ratapnya pilu
Kususul bilik suara sayu itu
Rebahku simpuh bertanya
"Apakah gerangan yang terjadi wahai kau si hijau yang molek"
Leleh airmatanya....banjiri akarnya namun gersang akarnya fana
"Kekasihku tlah di ambil si tuan itu"
Tunjuknya ke arah belakangku....
Ternampak tak jauh disana sesosok menunggang kuda siap pacu haluan
"Gegaslah.....tolonglah aku tak bisa berpisah dari kekasihku....lihat akarku mulai mengering"
Akupun sergap berlari sambil menyembunyi pedang di belakang....inilah bekalku berpetualang
Kuhadang kudanya di hadapan....ringkihnya tegang
"Wahai tuan....kasih kupinta tolonglah kembalikan kekasih jiwa sang rumput hijau itu,biar ianya tumbuh beriringan hiasi taman ini"
"Baiklah.....hulurkan tanganmu"pintanya penuh kelembutan di iringi senyuman 
Kuhulur jemari segera ku berlari bawa kembali kekasih hati tuk Ku tanam kembali di taman cinta ini
Begitu bahagianya....pasangan cinta kembali menyatu saling mencumbu asmara

Namun.....
Aku yang melayang....senyuman itu
Bola mata itu.....
Detak jantungku tak seirama
Sentuhnya di jemariku.....

Aku terjebak....
Dia menukar rerumpun itu dengan harga mahal
Lirikkan matanya....mencuri hatiku

Kini aku yang kehilangan hati

Si tuan asing itu membawanya pergi

Inikah perjalanan ku.....mencari hati


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- SANG PUTERI SUNGAI

(Balasan Puisi Jiya Ashma)


Siapakah itu?
Yang berani menghadang laluanku
Menyembunyikan bilah pedang di belakang
Namun terhidu dek Si Putihku lalu meringkik garang

Ohhh ... Si Puteri sungai rupanya
Walau tidak pernah bersua muka
Siapa lagi yang punya lirik seanggun Juhi Chawla?
Bertenanglah Si Putihku ... itu cuma Si Petapa cinta

Sungguh gagah nampak si puteri jelita
Berpakaian busana lengkap gaya srikandinya
Dengan suara gemersik bak Sunidhi Cauhan
Meminta aku mengembalikan rerumput hijau yang aku ambil di hutan

Apalah dayaku untuk tidak memenuhi permintaan
Sang puteri rupawan si penjaga hutan
Aku tahu cuma itulah saudara maranya yang dia ada
Unggas ... rerama ... dan segala tumbuhan disekelilingnya
Aku berlalu pergi ... setelah aku menyerahkannya pada Sang Puteri

Maafkan aku wahai Sang Puteri ...
Bukan niatku mahu mencuri ... tapi aku juga bersimfoni dengan alam
Aku mahu menanamnya di taman istanaku ... biar hijaunya menyejukkan netraku
Tapi tak mengapa wahai Sang Puteri ... nanti aku akan kembali lagi ke sini
Meminta izin untuk membawa pulang pasangan hijau molek itu ... dan kalau sudi akan ku bawa juga penjaganya bersamaku

Nukilan: Si Takluk Jagat
09 Disember 2018

No comments:

Post a Comment