FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
BIDUK KU, BILAKAH MENJELMA?
Di sana ada hangatnya bara cinta yang terpendam
Jauh di seberang ada hati yang merindu dendam
Meluluhlantakkan jiwa yang tenggelam dalam nestapa
Membujuk asmara yang menganak di asa sua
Aku tahu setiap hari kamu mengunjungi pantai itu
Di hujung siang hinggalah sang jingga terlukis kelabu
Dan di setiap senja kamu melangkah pulang dengan genangan airmata
Biduk yang dinanti ... bilakah akan menjelma?
Janganlah kamu cuba untuk menafikan
Saban petang camar yang pulang menitipkan pesan
Ombak laut juga memelodikan nyanyian rindumu
Aku tahu, kerana setiap waktu aku juga akan berkunjung ke pantai ini ... menunggu khabar tentangmu
Pilunya jiwa yang sedang dalam kasmaran
Membujuk nelangsa hati yang sering kesepian
Meskipun pena kita menari-nari memuji indahnya purnama
Namun apa yang ada di sudut sanubari tidak akan pernah bisa terlorek oleh tinta
Tapi apalah qudratku untuk mengatakan iya
Tiada upaya juga aku hingga berani untuk menolaknya
Jika itulah taqdir kita yang telah dicoretkan
Akan hadir aku merenangi lautan yang sedang dibadai taufan
Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Januari 2019
No comments:
Post a Comment