FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
AKU CUMA MAU BERPUISI
Tebalnya kabut yang datang mengelilingi dan menyelimuti
Menulang dinginnya halimun yang kembali hadir mengitari
Timbul terharu rasa hati bila dikenang-kenangkan
Betapa setianya mereka menemani aku yang bersendirian dalam perjalanan
Pasir dan kelikir hanya membisu, sepatah pun tidak berdetik kata
Semilir dan banir pun begitu, mengunci bibir langsung tidak bersuara
Semuanya bagaikan mengerti bagaimana rasa hatiku
Sejujurnya mereka sudah tidak tahu bagaimana mahu menghalang kembaraku
Kadang-kadang gema suara hati datang membisikkan
"Kelana ... sampai bilakah rindumu itu mahu kamu simpan?"
Terus bagaimana kamu dambakan ketemu cinta yang hakiki
Kalau cinta dunia pun masih tidak berani kamu menghadapi
"Hati ... janganlah kamu cuba menduga kesetiaanku"
Dan tolonglah jangan kamu usir pergi gejolak rinduku
Aku lebih senang begini, mengembara berseorangan
Sambil menulis puisi di kulit pohonan dan rimbun dedaunan
Semoga sesiapa yang menghayati dan membaca syair yang aku tuliskan
Akan mendapat ikhtibar dari apa yang cuba aku sampaikan
Dan andainya nanti ada insan yang dapat menafsirkan artinya
Pasti dialah yang akan jadi temanku berkelana menjelajah benua
Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Mac 2019
No comments:
Post a Comment