Menu

Tuesday, 9 April 2019

#STJ2019_096 - TIRAKATKU HANYA UNTUKMU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: cloud, sky, text and nature

TIRAKATKU HANYA UNTUKMU


Dawai malam mulai berdenting senada lenggok tari gemintang
Pengubat nestapa bila teringatkan pilu lambaian senja nan telah temaram
Gagap ratib zikir sang pungguk bila melihat kelat senyum rembulan
Mentarikah yang dirindu atau khawatirkan mendung yang berarak kehitaman

Sedikit hujan yang turun berjuraian sore tadi tidak dapat menghilangkan dahaga bumi
Ianya hanya cukup sekadar mencuci dedaunan yang tebal mengumpul debu sedari pagi
Akan bakal bergenangankah lagi air di penjuru halaman
Atau kan tambah mengering rerumput yang telah sedia kekuningan

Sebegitu juga bayang maya yang entah kan bahagia entah bakal menghadirkan luka
Seperti mimpi yang berakhir pagi seiring pecahnya kicau sang mergastua
Kita saling bersembunyi di sebalik dinding dumay yang bisu
Cuma membaca ketik abjad yang terolah menjadi untaian bait-bait syair rindu

Apalah ada pada aksara andai namamu tiada tertera di sana
Umpama menulis kekata di puncak julang ombak di luas samudera
Tidak berarti kidung diksi kalau senyummu tidak terukir di puisi
Umpama melukiskan melodi di dada angkasa yang sememangnya tiada berdimensi

Walaupun kita memandang cahaya purnama dari kaca jendela yang berbeda
Namun tetap netra kita terpukau dengan indahnya sinar kejora yang sama
Aku tidak peduli sama ada kumulonimbus mencurahkan isinya ataupun sekadar singgah dan terus berlalu
Kerana dalam imaji puisiku kamu akan senantiasa jadi sang puteri mimpiku

... percayalah wahai puteri, tirakatku hanya untukmu

Nukilan: Si Takluk Jagat
05 April 2019

No comments:

Post a Comment