Menu

Monday, 30 December 2019

STJ2019_204 - INILAH JALANNYA (Balasan Puisi Sufi Ini)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Sufi Ini)

Image may contain: one or more people

Bismillahirahmanirahim


Cinta itu adalah samudra yang gelombangnya tak terlihat olehmu.

Air samudra itu bagaikan Api,
Sedang ombaknya seperti mutiara,

Aku lah gelombang itu limpahan yang datang dari samudramu dalam keasyikan gemalai ku ukir sebuah kalimah agar tak hilang di telan zamam.

Cahaya,cahaya itu tetap sama yang datang dari yang sama, kalimat, kalimat itu terus terukir di bait,bait kata sang Sufi.

Sufi Ini.

25/ Dis / 2019


INILAH JALANNYA

(Balasan Puisi Sufi Ini)


Berhati-hatilah Sufi
Sedangkan Al-Hallaj pernah tersesat jalan
Tanpa rahmatNya mana mungkin mengenali sifat
Tanpa ihsanNya bagaimana dapat melintasi sirat

Dalam dunia yang kaca kadang terlihat seperti permata
Pasir pula kadangkala bersinar melebihi mutiara
Pandangan mata zahir sering kali tidak boleh dipercayai
Bibir jasmani semakin berani mendendangkan teka teki

Memang terlihat indah bila gelombang samudera mengibas kepak
Tetapi awaslah dengan tajam karang yang merobek telapak
Rangkaian bait kata boleh menjadi segugus puisi nan indah
Namun batin jua bisa terluka dengan tajamnya tikaman lidah

Walau sedaya upaya cuba meyakini
Ternyata maqam ikhlas itu tak tergapai hati
Memadailah dengan sekadar sekilas cahaya redha
Meyakini segala yang berlaku adalah dengan izinNya

Semoga dipermudahkan jalanmu wahai sang Sufi
Dalam istiqamah langkahmu menyusur mentari
Walaupun sempit lorong menuju Rabbmu
Yakinlah di hujung sana cinta sejatimu sedang menunggu

Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Disember 2019

STJ2019_203 -

FENOMENA PUISI SI TAKLUKJ JAGAT

STJ2019_202

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

STJ2019_201 -

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

STJ2019_200

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

STJ2019_199 - JANGAN HENTIKAN TARI PENA (Balasan Puisi Jiya Ashma)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Jiya Ashma)

No photo description available.

BIARLAH


Biarlah kuntum tanpa kelopak
Biarlah rajah tanpa ukir
Biarlah embun tanpa pelupuk
Biarlah madah tanpa penawar

Di sini,
Kuberhentikan penaku
kuhapuskan tintaku

Terakhir kali
Nukilan kucoretkan
Tiada lagi puisi
Atau sekadar syair-syairan

Lidah asmaraku tandas
Hatiku kandas
Terkelupas
Empas

Bila esok purnama masih bermalam
Biarlah tetap di langit yang kelam

Sulutku padam

Jiya zaara ashma
Taman hati:03-11-2019


JANGAN HENTIKAN TARI PENA


(Balasan Puisi Jiya Ashma)

Bukanlah namanya mawar jika mekarnya tiada kelopak

Pincanglah loreknya rajah andai kemasannya tanpa ukiran
Di manakan bertakung embun kalau tumbuh daunan tidak berpelupuk
Pasti sumbang madah kiranya puisi didendang tanpa iringan penawar


Dik ...
Bayu akan berhenti menghembus seiring terhentinya tari penamu
Mentari tidak akan lagi terbit pagi andai kamu hapuskan tintamu
Kalau benarlah ini terakhir kali nukilanmu kau coretkan
Lihatlah nanti dik ... tiadakan lagi pajang purnama di kelamnya malam

Begitulah reaksinya mayapada andai kamu menghilangkan diri
Gerimis yang turun akan semata menyanyikan lagu sedih
Pejamkan matamu dik dan dengarkan nyanyian rimba belantara
Itu suara rakyat jelatamu dik ... yang tidak pernah jemu melafazkan ikrar taat setia

Ke mana menghilangnya kental hati puteri sungaiku dahulu
Yang kamu bilang kokoh dan tidak mungkin ditumbangkan bayu
Datanglah semilir atau bertandanglah ribut taufan yang menggila
Tetap utuh ... tetap teguh ... tiadakan pernah mengenal putus asa

Bukan gelarnya adikku kalau tidak hatinya sekeras waja
Tidak puteriku andai dugaannya bukan melanda sebesar benua
Ingatlah dik ... jangan pernah sandarkan harapanmu pada yang namanya manusia
Tapi letakkan sepenuh kepercayaanmu padaNya kerana sesungguhnya Dia terlalu menyayangi hamba-hambaNya

Nukilan: Si Takluk Jagat
04 November 2019

STJ2019_198 -

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

STJ2019_197 -

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

STJ2019_196 - ALGORITME KEJORA (Didedikasikan Untuk Adikku Sachi Aulia Siputri Jelita)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Didedikasikan Untuk Adikku Sachi Aulia Siputri Jelita)

Image may contain: text

ALGORITME KEJORA

S alam sejahtera untukmu juga wahai perindu
A dakah kamu dengari sapaku dari bintang yang jauh
C uba dongakkan kepala dan carilah kejora
H anya satu di antara gemintang yang berjuta
I ntuisi ... yang paling terang dan paling sempurna

A pakah dapat kamu ketemukannya?
U darakasa selalu meredupkan sinarnya
L apis langit rupanya terlalu luas
I klim dunia kadang mengundang cemas
A lam bereaksi walau tanpa debu ... tanpa unggas

S esungguhnya harus kamu ingat wahai pujangga
I ndahnya kejora hanya untuk dinikmati dan dipuja
P astikan dia tetap terpajang di atas sana
U ntuk itu, walau dari sudut mana pun kamu perhatikan
T etap sinar kejora yang paling terang berkerlipan
R edup cahayanya seringkali dijadikan pedoman
I nformasi pada pelayar dalam menentukan perjalanan

J angan pernah cuba untuk memetiknya
E stetikanya bukan untuk dimiliki atau dipunya
L ajur cahayanya sekadar penenteram hati
I anya adalah milik mutlak langit dan bumi
T anda keagungan Sang Illahi Rabbi
A lgoritme yang takkan terurai hingga ke akhir nanti

Nukilan: Si Takluk Jagat
30 Oktober 2019


STJ2019_195 - ANDAINYA SUATU HARI NANTI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, text

ANDAINYA SUATU HARI NANTI


Kian jarak kita dipisahkan oleh rasa
Mungkinkah kelak suatu masa akan sirna bayangan paras rupa
Dan segalanya tentangmu bakal pudar dari memori
Lalu waktu itu aku cuma mampu mengadu pada bayu bila rindu datang menjentik hati

Begitulah bayu selalu setia mendengar aku bercerita
Walau hadirnya tiada pernah menunjukkan rupa
Tapi dapatkah dia memberi jawaban yang sejujurnya nanti
Andai aku bertanya gerangan siapakah yang pernah menghuni ruang hati ini

Danau yang tiba-tiba kontang pasti kan mengundang tanya
Ke mana menghilang airnya hingga langsung kering tiada bersisa
Begitulah ibaratnya hati ini jika kamu tidak lagi mendiami
Setelah sekalian ruangnya tepu dengan wajahmu yang mengisi

Saat itu adakah aku bakal merasai satu kekosongan yang nyata
Hela dan hembus nafas ini tiadakan putus menyenandungkan syair cinta
Mungkinkah tika itu aku akan meratap dan menangis kesedihan
Hingga kembali mengutip saki baki cerita tentang kita yang telah luput dari ingatan

Tiada mengapa kalau pun begitu episod akhir kisah cintaku
Kerana aku pun tidak mahu berharap banyak pada dunia ini yang serba fana' dan semu
Namun sekurang-kurangnya aku pernah merasai bagaimana mencintai dan dicintai
Biarlah semua itu jadi bekal buat aku dalam mencari cinta yang abadi ... cinta yang hakiki

Nukilan: Si Takluk Jagat
25 Oktober 2019