FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
SELAMAT TINGGAL CANDI
SELAMAT TINGGAL CANDI
Dengan lafaz Bismillah aku langkahkan kaki
Tebal kabut berbaur dengan kuat bau setanggi
Mengaburkan netra ... menyesakkan rongga dada
Hingga terlihat jelas ujud stupa ... agam ... tersergam
Brahma menjeling tajam ... laksana singa mahu menerkam
Dan Taghut di sisi ... menyeringai menampakkan gigi
Di sekelilingku ... ratusan pahlawan berbaju besi
Menunggu perintah ... bersedia mengoyakkan tubuh si kelana ini
Di satu sudut ... bak bidadari .. berdiri Si Puteri Mimpi ... terkaku merenungku ... yang tiada bertopeng muka
Brahma mengherdik ... Taghut bertempik ...
Soldadu berbaju besi menyerbu ...
Salamun qaulammirrabbirrahim ... Sejahtera atas kamu, itulah seruan Allah Yang Maha Penyayang
Lanar jumannakum walayamas sannakum minna 'azabun alim
Panah berapi menerjah lashkar ... raung menghiba tika jasad terbakar menjadi abu
Mantera Brahma tersangkut-sangkut ... setanggi di dupa terhenti membakar
Menyembah bumi si durhaka Taghut ... tembusi dada panah halilintar
Si Puteri datang berlari ...
Dari jauh kedengaran gema raung Sang Brahma
Maafkan aku Brahma ... aku bukan datang merampas ... aku cuma datang mengambil haqKu
... Si Puteri Keraton merangkul pundakku ... duduk menunduk di belakang kuda putihku
Selamat tinggal candi ... selamat tinggal aroma setanggi
"Aku mengikut si kelana ini ... mencari cinta hakiki"
Nukilan: Si Takluk Jagat
04 Disember 2018
No comments:
Post a Comment