FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Firda Mansyah)
///IMPIAN D TAMAN RINDU///
Gerimis melanda jiwa pilu...
Meratap menangis kelu....
Menjamah satu kata ....rindu utk mu...
Beribu cara tlah ku coba...
Tuk menghalau bayang sendu mu...
Betapa aku...
Tak pernah bs berhenti tuk mencintaimu..
Karena rindu ini sangat menyayat syahdu...
Ku menanti ..
IMPIAN INDAH D TAMAN RINDU..
Tuk melepaskan rasa rindu yg menggebu..
Besarnya lukisan d cakrawala biru...
Msh mengalahkan...
Lukisan hamparran rinduku utk mu...
Dalam kebisuan ku...
Ku terlelap dlm sendu...
Menyerapih kan akan rindu yg kian menguning...mengering...la yu...berharapkan hdr mu...
Rindu ini sangat menyiksaku....
Menyayat deburan ombak d dinding batu..
Bertabur hamparan kabut senja ...
Kemanakah rindu ini akan ku labuhkan...
Ku ingin hadirmu...
Ku ingin kan dr mu...
Ku inginkan utuhmu....
Rinduuuuuuuu....
Aku rindu kamuuuuuuuuu....
Sesakkkkk.....
Kemanakah candu ku ...
Kan ku hantarkan....
Ragaku hangus terbakar.....
Menahan riuhnya rongga d dada...
Berhenti meronta ...bergelimang dr mu....
Arakan senja ...
Bawa lah rinduku...
Utk dia yg d sana...
By Firda
2806/Pdg...
Just for you ...
With Kidung Abady..
FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
SKETSA SEBUAH RINDU
(Balasan Puisi Firda Mansyah)
Dik ...
Mendekatlah, biar aku bercerita padamu tentang sketsa sebuah rindu
Pejamkan matamu, agar kisah ini akan kekal terpahat di lipatan hatimu
Indahnya rindu itu dik, hingga bisa menitiskan airmata
Dan siksanya rindu itu dik, hingga boleh menangis ketika kita sedang tertawa
Tika itu aku sudah tidak peduli lagi lapar atau pun kenyang
Dan aku hingga keliru yang mana satu matahari dan yang mana satu bintang
Sekujur wujudku cuma ingin tahu jawapannya
Ke manakah gerangannya kekasihku yang tak kunjung menjelma?
Lama aku begitu dik ... lama sekali
Waktu siangnya aku melata di atas muka bumi ini
Dalam mimpiku pula terbang seperti elang berterusan mencarinya
Tapi yang ku temui cuma rasa hampa dik ... hanya rasa kecewa
Airmataku hingga kering dik ... tiada bersisa
Dan siang malam aku menjerit bertempik hingga kehilangan suara
Menyalahkan taqdir yang aku rasakan begitu kejam
Aku malah bertanya pada Yang Maha Kuasa, tidakkah Dia berasa kasihan melihat aku yang derita merindu dendam?
Tapi akhirnya aku menyadari dan aku menginsafi
Sesungguhnya Pemurah dan Penyayang itu memang sifatNya Sang Illahi Rabbi
Aku mulai menconteng di dinding bangunan-bangunan lama
Dari situlah aku mula menuangkan segala rasa rinduku ke dalam aksara
Masih kuat rasa rindu itu dik, hingga kini aku masih berpuisi
Terkadang tika aku mencoret tanpa sadar airmataku mengalir di pipi
Aku mahu terus menghayati rasa rindu itu dik, begitu indahnya
Selagi belati yang tertancap di hatiku ini tiada yang mencabutnya
... Ya Rabbul Jalil ... biarkanlah rindu ini kekal bersarang di dada
Nukilan: Si Takluk Jagat
24 Januari 2019
No comments:
Post a Comment