Menu

Monday, 29 July 2019

STJ2019_151 - SEMANGAT RINDU (Balasan Puisi Tengku Akhrida)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Tengku Akhrida)

Image may contain: one or more people, people standing, outdoor and nature
Bismillahirrahmanirrahim 

Assalamualaikum wr wb 

,,,,,, SANG PENCINTA, ,,, 


,,, Hai Kelana jiwaku 
Kenapa kau sembunyikan 
kenapa kau harus bertahan dengan nafas rindumu
kenapa,,,, 
tiadakah kau lihat langit mendung itu
,,,,Rasakanlah.. 
diatas hamparan permadani yang membentang hijau perdu 
terdengar sapa lirih dan bisikan sayup lembut 
Dalam mendengarkan getar getar aksaramu senatiasa 
Dalam hantaran bayu yang menerpa
Yah... 
sama sama dalam kembara dan kerinduan yang dalam 
Bisakah luahan rasa ini kan terungkai 
menyulam rindu dalam debaran hasrat nan menggebu 
Sakit seperti disayat sembilu perih terasakan 
beginikah rasanya rindu yang mendendam lara
,,,Sambutlah tanganku 
genggamlah kau jua akan tau sehebat apakah rindu yang kusimpan 
biarkan rindumu dan rindu ini jadi satu 
Wahai Kelana jiwaku 
Sang Maha Tahulah yang anugrahkan rasa ini
,,, Indah kau torehkan diatas desah hasratmu 
kau selalu menunggu kehadiran yang kau puja 
dalam langkah yang terjeda 
yang selalu menusuk sanubarimu 
,,, Kelana jiwaku
tidak bisakah disini kau berdiam dalam kisahmu
merebahkan kelelahanmu
melepaskan rasa yang terpendam
kenapa harus menapak sepi lagi 
jangan biarkan rindu ini menanti dalam kesepian
Segala ketetapan adlah HaqNya 
kita hanya punya rencana
,,,, berteduhlah kelana jiwaku....usirkan sepi nan merenda hasrat 
teguh dalam beriman... 

,,,,,Wassalam sahabatku 
Si Takluk Jagat 
kubalas goresan indahmu


SEMANGAT RINDU


(Balasan Puisi Tengku Akhrida)


Saudari ...

Dalam sekilas pandang aku terlihat 
Hangatnya genangan air di pelupuk netra
Kerling hujung ekor mataku juga dapat menangkap
Betapa sayunya tatap dari sebutir retina


Gementar hati itu yang cuba menutupi resah
Segalanya tak lepas dari tajam sorot renungku
Memendam amuk rindu yang tak bisa terluah
Bersimpuh di atas hamparan permaidani nan menghijau perdu

Tapi pernahkah kamu perhatikan wahai saudari
Bagaimana ketarnya jemariku sewaktu simpul rindu menjerut rasa 
Dan pernahkah kamu dengari hiba lengkingnya saudari
Jeritan batin ini yang menyadari akan mustahilnya mengharap sua

Bertahun sudah kelana ini begini saudari
Mengimpikan ketemu oasis di kontangnya gurun Kalahari
Moga jernih airnya kelak boleh digunakan untuk membasuh
Selimut rindu ini yang kian tebal menumpuk debu

Saudari ... bukan aku tak mahu menyambut huluran tanganmu
Tapi kenangan lama ini telah memenuhi rongga hatiku
Walaupun rasa rindu itu kadang membuatku menangis dan adakalanya membuatku hampir gila
Tapi cuma semangat rindu itulah penyebabnya jasad ini masih kekal bernyawa

Nukilan: Si Takluk Jagat
06 Julai 2019


No comments:

Post a Comment