FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Lembayung Senja)
RESAH
Lembayung Senja
Pagiku bergayut resah
Tak ku temui sapamu
Padahal senyummu masih bergayut diranting ranting memoriku
Dan kecupan lembut itu seolah masih melekat basah di sini
Kutiti waktu dalam pagutan sepi
Tercipta lakuna dalam hampa
Menyiksa rasaku yang terlanjur berpaut padamu
Kutelisik hari namun tak jua ku temui bayangmu
Hadir sudah rasa yang paling rindu
Akan semua adamu
Biarlah kulerai semua pada pelukan bayu
Teriring larikan harap baik adamu disana
#130719
KEMBALILAH
(Balasan Puisi Lembayung Senja)
Pagiku pun begitu dik
Arunika tidak lagi mahu tersenyum semenjak kamu menghilang
Terus sahaja ia berlalu seusai memeluwap titisan embun di lekuk daunan
Langsung tiada menoleh pada kelana ini yang sepi bertemankan kesedihan
Begitu juga titisan embun dik
Dahulu candanya sering jadi penglipur lara tapi kini mulutnya seakan terkunci
Aku yang menyapanya pun langsung tidak diperduli
Kalau lambat hadir mentari, sanggup dia menggugurkan diri lalu hilang meresap di lantai bumi
Tiada lagi dendang kidung puisi alam
Tiada lagi meriah senandung seloka sang mergastua
Mereka merinduimu dik
Kepulanganmu senantiasa didambakan semua
Kembalilah dik ...
Malam nanti temaniku lagi menikmati sinar candra dan sirius
Esok siang pula kita bertanyakan khabarnya surya dan kumulus
Moga kerdip gemintang akan kembali mewarnai malam
Dan siang akan gembira menari mengiring duet nyanyian mentari dan awan
Nukilan: Si Takluk Jagat
14 Julai 2019
No comments:
Post a Comment