FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Sufi Ini)
Bismillah.
Aku melihat engkau berlari bersembunyi dibalik kegelapan mencari pembenaran atas dirimu,
Setiapa langkah begitu nista tanpa nurani menyertai diantara lumpur yang melekat didiri,
Lalu apa Sesungguhnya yang dikau cari kala cinta tak lagi mampu memperlihatkan Jati diri,
Dunia aksaramu memang telah lama membunuh jiwamu Aromanya kian menyegat hingga membuatmu lalai kepada pemilik Ragamu,
Duhai jiwa kembalilah kepada penciptamu dengan nurani tanpa adanya setisit lumput yang melekat pada dirimu..
Kalimat Sang Sufi.
Jul , 2019
MASIN SI AIR PAYA
(Balasan Puisi Sufi Ini)
Dengan nama Allah swt ...
Rambangnya pandang netra syari'at
Terlihatkah perbedaan gelut dan gulat?
Tebal tabir menutup niqab
Pekat lumpur menyempurna hijab
Andai wujudnya hilang di balik gelita
Kegelapan pasti kan jadi kambing hitamnya
Walaupun mata yang memerhati terkadang sangsi
Lari bersembunyikah atau dilitupi kelam yang sepi
Berhati-hatilah kalau menela'ah lumpur wahai pujangga
Sedangkan Azazil sampai terkhilaf waktu di syurga
Kerana dia cuma memandang zahirnya lumpur yang berwarna hitam
Alpa ia akan indahnya ribuan taman yang berada di dalam
Tanah pasti akan kembali kepada bumi
Air akan berkali-kali tersejat selagi masih ada sinar mentari
Tapi ke manakah hala tujunya hati nan merindu
Akan ketemukah kekasih yang sedang menunggu
Setitis air yang menyatu dengan laut selepas menempuh perjalanan panjang
Tercapai jua hasratnya untuk menjadi sebahagian dari lautan
Dia sering menyangka yang kitaran hidupnya bermula dari rasa payau sebuah paya
Adakah dia terlupa bahawa sebelum terpeluwapnya ke udara memang dari lautanlah asal usulnya
Nukilan: Si Takluk Jagat
16 Julai 2019
No comments:
Post a Comment