Menu

Thursday, 31 January 2019

#STJ2019_037 - KASTA DUNIA (Balasan Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Firda Mansyah)

Image may contain: one or more people and text

<<MIMBAR HITAM>>



D titian muara kasih...
Derai langkah kaki ..letih menyusuri tiap depa..
Mejelantah kan sosok cinta sejatiku..

Ku anyam kasih..
Ku songketkan sayang....
Berendakan sulaman emas murni...
Berkainkan untaian mayang..
Bermahkotakan do a...
Khusus untuk hadirmu...

Lembut hatimu..
Lemah tutur katamu..
Masih melintas di dalam kulambu jiwaku..
Yang sentiasa menemani dentang sepiku..

Di bawah senggama cinta..
Berasaskan tulus..
D lapisi kasih ...murni..
Tanpa lintang pukang nafsu duniawi...

Selaksa mendung...
Merinaikan MIMBAR HITAM...
Mencekik..meremas ...
Meluluhlantakan dawai dawai...
Dan melaknat hakikat cinta kita..

Di uji...
Ya ..kita di uji..
Tuk berpisah..
Nyanyian laut...menghempaskan tirani kasih kita tuk sehidup semati...

Dakwaan orangtua mu...
Melepas ikatan suci yang bertasbihkan cinta ...
Kasta...
Yang menjadi ngarai ...
Di kaki purnama....

By Firda Mansyah..
2806/Pdg
*30012019*



KASTA DUNIA

(Balasan Puisi Firda Mansyah)


Sosok Sang Dewi menjelma dari sebalik kabut
Goyah langkahnya ... menggigil kedinginan ... dengan muka menunduk
Bertemu pandang, terharu melihat juraian airmatanya yang membasahi pipi
Terhambur sedu sedannya ... tumpahan dari cawan rindu yang meretak di tepi
Mendekatlah wahai Dewi ... benamkan mukamu di bahuku
Meratap dan menangislah sepuas-puas hatimu
Nanti kabut yang kuat membelenggu itu akan dihembus pawana
Dan aku dapat melihat kembali bibir yang manis itu tersenyum bahagia
Terang benderang dek kunang-kunang yang berterbangan datang
Mereka mahu ikut sama mendengar, tika Sang Dewi mula meluahkan
Tentang ceritera ujian yang lantang dikhutbahkan di mimbar hitam
Di mana pangkat dan kasta menjadi batu penghalang kepada percintaan
Begitulah ragamnya dunia sejak azali
Yang mengira Ksatriya dan Sudra itu tidak setaraf di kelok hirarki
Tidakkah mereka memahami, meskipun tona kulit Brahmana dan Pariah itu berbeda
Tetapi darah yang mengalir di dalam urat mereka bukankah tetap merah juga warnanya?
Untukmu Dewi aku panjatkan doa
Moga nanti bertemu dengan Sang Pengiran berhati mulia
Yang menyayangi dan mencintaimu dengan seikhlas hati
Menjahit kembali tirani kasihmu dan memimpin tanganmu menuju alam abady
Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Januari 2019
#STJ2019_037


#STJ2019_036 - RONA-RONA ZAMAN FITNAH

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

RONA-RONA ZAMAN FITNAH


Retak menunggu belah
Senyum tersungging pasrah
Lembayung menguning senja
Ciak terbang ke rimba
Dan diari mayapada mula mencoret gelita

Mentari perlahan beradu
Purnama melakar biru 
Temaram berubah kelam
Ilalang bertukar hitam
Bait demi bait angkasa bercahaya menjahit kekata

Di kota pemangsa melata
Manusia berqiblatkan dosa
Balikan cermin syari'at
'Azazil berdandan malaikat
Tapi renung matanya bagaimana dapat disembunyi?

Lembut riak di kali 
Tenggorok meneguk whiskey 
Titis indah di peraduan
Tersungkur nafsu dipelukan
Tidak mampu dibedakah harum syurga dan hamis neraka?

Kekuda menumpuk jelaga
Jenang menjemput sesawang
Mengeluping abstrak memerah
Membulir memuntah darah
Hmmm, zamannya si mata tunggal bakal menjelang!

Nukilan: Si Takluk Jagat
30 Januari 2019

#STJ2019_035_FM003 - ILUSI AKU, KAMU DAN KITA (Kolaborasi Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

ILUSI AKU, KAMU DAN KITA

(Kolaborasi Puisi Firda Mansyah)


Berpijak di atas tanah tandus yang tidak bertuan
Mendongak melihat layar angkasa yang tiada bersempadan
Memandang nanar ke lintasan kilauan Lazuardi yang sudi menyapa
Ternyata indah biru kemerahannya tidak menyurutkan hasrat untuk bersua muka

Beribu langkah aku aturkan dalam kisah episod kembara
Tabah aku mengharungi gelora di luas bentang samudera 
Untuk membuktikan wujudnya kamu bukan hanya fatamorgana ILUSI 
Tapi kamu adalah bahagian dari senja di bibir tebing yg sunyi

Berirama kecipak alir sungai ketika merentasi hutan belantara
Menyemangati lantunan rasa yang mendamba bai'at janji setia
Saat denting gema rindu bertanya pada intonasi nyanyian hati
Adakah setiamu masih menanti di hujung flamboyan sunyi?

Aku tegak berdiri di atas mimbar nan tinggi
Di dalam lingkup palu genderang madah janji suci
Menyisik pintalan coretan gurindam syair cintaku
Melayangkan fantasi ... tersenyum membayangkan hadirmu

Indahnya lukisan sang alam menjadi pengobat lelahku
Namun hempasan qalbu menyayat pilu, kuat menghiris rasa rindu
Bertekad menenun hari esok bagi menyemai masa depan yang berendakan cinta
Agar melahirkan buah suci yang kelak akan menjadi penghias istana aksara

Restu Sang Khaliq ku damba ... agar AKU dan KAMU bisa menghasilkan KITA

Nukilan bersama: Si Takluk Jagat / Firda Mansyah2806/Pdg
27 Januari 2019


#STJ2019_034_FM002 - LILITAN CINTA (Kolaborasi Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, smiling, text

LILITAN CINTA

(Kolaborasi Puisi Firda Mansyah)



Menganyam rindu di sebalik tabir kelambu rohani
Walau tidak saling bertatapan tapi bersatu menenun hamparan kolaborasi
Mengintip di tirani merenung sesungging sabit memajangi langit pekat
Naluri mengagumi meski pun netra tersekat oleh dinding hati yang terpegat

Mendayu indahnya alun nyanyian kidung asmaradana
Selayang pandang kubah asa kurniaan Sang Maha Pencinta
Memahat patung jiwa di dingin selisik angin senja yang kuat menderu
Menambat LILITAN CINTA di bawah kiblatan langit jingga yang tak kunjung temu

Sulit untuk diterka rautnya kalau cuma tinta yang berbicara
Tapi dari madah asmaranya memang mudah diraba budi sang pujangga
Mana mungkin hadirnya digayuti jiwa-jiwa jahat yang terlaknat
Kalau wadah yang dijinjingnya terlihat kemas terikat buhul simpul makrifat

Enggan beranjak laju dua hati yang sedang mengharung gelora
Asyik bersenggama untuk mendebunga benih-benih aksara
Meski pun terlihat begitu mesra mengucup lembut dahi Sang Kenari
Namun cuma sekadar pemangkin berahi demi untuk kesinambungan literasi

Janganlah menjeruk rasa wahai Sang Putera Arjuna yang perkasa
Kafankan resahmu dan semadikannya jauh di hujung kolong mayapada
Si Kelana ini cuma mahu belajar bersyair dan berpuisi
Tamat pengajiannya nanti dia pasti akan kembali melangkah pergi

Nukilan Bersama: Si Takluk Jagat dan Firda Mansyah 2806/Pdg
27 Januari 2019

#STJ2019_033 - CINTA SECRET RECIPE

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

CINTA SECRET RECIPE


Urusan-urusan di duta kuat membelenggu
Kejam memeras hingga titisan keringat terakhirku
Masih sempat juga menjengah ke paparan maya
Tapi bunyi dentingan "notification" mengembalikanku ke dunia nyata

"Bang, 8:30pm di Secret Recipe!"
Ringkas tapi jelas pesan WhatsApp yang diberi
Langsung dilanjut dengan emoji cinta ♥️
Dewi ... bagaimanakah aku mampu menolak pelawaannya?

10 km jarak perjalanan terasa begitu jauh
Entah berapa kali "Red Lights" yang langsung aku tempuh
Di sana Sang Dewi telah sedia menanti
Berbaju pokadot biru putih, dengan senyum seindah pelangi

Berdua dengan Sang Dewi, "waitress" cemburu menjeling
Selain itu aku tak peduli apa yang sedang terjadi di sekeliling
Kurang bumbukah "Chicken Parmigiana" ini hingga terasa begitu hambar?
Minta ditambah madu lagi kerana "Hot Honey Lemon" itu juga berasa tawar

Anggun, "elegance", "feminine" dan berbudi bahasa
Semuanya datang dalam satu "package" yang sempurna
Kelembutan itu yang paling mempersonakanku
Si Takluk Jagat ... sedang jatuh cintakah kamu?

... Ya Allah ... permudahkanlah urusanku

Nukilan: Si Takluk Jagat
27 Januari 2019


#STJ2019_032 - AIRMATA RINDU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

AIRMATA RINDU


Airmataku ...
Begitu setia sekali kamu dengan rinduku
Senada juga kamu dengan degup jantungku
Waktu irama sayu ini untuk kesekian kalinya dinyanyi dan dikompang
Kamu pun perlahan meriak, di pelupuk mataku kamu mula bergenangan

Kamu memang sudah tahu akan kisah rinduku
Dan kamu memang sepenuh hati dapat merasai deritaku
Ayuh kita bersama menghayati kidung ini yang kembali bergema
Aku mahu menyuntingkan rinduku ini untuk dijadikan kekata

Bait demi bait aksara puisi aku nukilkan
Baris demi baris syair syahdu aku tuliskan
Semakin aku hanyut dalam rasa, semakin melaju kamu membasahi pipi
Tertampung hangat di netraku sebelum bulirmu menitis ke bumi

Terima kasih airmataku
Kamu selalu menjadi sumber ilhamku
Kalau titismu boleh aku pinjam dan aku tuangkannya di hati
Mungkin sahaja hangatmu boleh menghidupkan semula hatiku yang telah hampir mati

Tapi andai nanti hatiku kembali tersenyum dan menyanyi
Pasti hadirmu pula yang akan aku rindui
Kerana di mana lagi aku akan ketemu teman sesetiamu?
Malam atau siang, panas atau hujan ... kamu tetap selalu menemaniku

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 Januari 2019

Friday, 25 January 2019

#STJ_FM2019_031 - CAWAN HATI (Kolaborasi Puisi Bersama Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text
CAWAN HATI

(Kolaborasi Puisi Bersama Firda Mansyah)


Kenari kecil meneratai di kelamnya lembah Sang Jagad 
Membawa hangat ke dinginnya danau ... begitukah yang telah tersurat?
Mengharap sua dengan sang pujangga misteri
Tetapi danau masih tetap seperti kelmarin ... tenang, sunyi dan sepi

Lembar demi lembar kelana menyelak tabir mayapada
Mencari rahsia yang tertulis di gelang gadang Khatulistiwa
Takjub ... terbelalak binar netra bila merenungi lembaran terakhir
Suratan jugakah ini ... atau bisa dipahat kembali taqdir yang terukir?

Kelelahan mencari, siulan sang kenari mencumbui si CAWAN HATI
Yang tiada berhenti berharap agar titisan kasih boleh melumat rindu nan tak bertepi 
Dicindam bertalu-talu hingga mengundang ratib riangnya sang cenayang
Lantas meniup mesra buhul mantera cintanya agar terus hanyut digelombang mabuk kepayang

Di kanvas langit tertuang letih aksara kelana 
Satu persatu untaian diksi terpatri d relung hampa
Berbondong-bondong menyesak di kolong-kolong hati
Tumpah ruah di nyanyian kidung lara yang sunyi

Kenari terjerat di alunan simfoni kasihnya ... gigil jiwa meluap asa
Di kaki langit cinta, dia menanti bilakah si kelana akan menjelma
"Di manakah kelanaku?" ... tanyanya pada langit yang jingga
Dan senja hanya tersenyum sebelum perlahan-lahan hilang dalam dakapan malam yang gelita

Kenari dan kelana ... dua bayang perindu sajak berbilang yang sunyi 
Tertata rapi di lubuk Sang Lingga dalam menata istana puisi 
Memiring mentari mengintai dari balik selendangnya cakerawala
Bila dua jiwa berkolaborasi mengisi CAWAN HATI yang bertatahkan permata

Nukilan Bersama: Si Takluk Jagat / Firda Mansyah 2806/Pdg
25 Januari 2019

#STJ2019_030 - SKETSA SEBUAH RINDU (Balasan Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Firda Mansyah)

Image may contain: one or more people, outdoor and text
///IMPIAN D TAMAN RINDU///

Gerimis melanda jiwa pilu...
Meratap menangis kelu....
Menjamah satu kata ....rindu utk mu...

Beribu cara tlah ku coba...
Tuk menghalau bayang sendu mu...
Betapa aku...
Tak pernah bs berhenti tuk mencintaimu..
Karena rindu ini sangat menyayat syahdu...

Ku menanti ..
IMPIAN INDAH D TAMAN RINDU..
Tuk melepaskan rasa rindu yg menggebu..
Besarnya lukisan d cakrawala biru...
Msh mengalahkan...
Lukisan hamparran rinduku utk mu...

Dalam kebisuan ku...
Ku terlelap dlm sendu...
Menyerapih kan akan rindu yg kian menguning...mengering...layu...berharapkan hdr mu...
Rindu ini sangat menyiksaku....
Menyayat deburan ombak d dinding batu..

Bertabur hamparan kabut senja ...
Kemanakah rindu ini akan ku labuhkan...
Ku ingin hadirmu...
Ku ingin kan dr mu...
Ku inginkan utuhmu....
Rinduuuuuuuu....
Aku rindu kamuuuuuuuuu....
Sesakkkkk.....
Kemanakah candu ku ...
Kan ku hantarkan....

Ragaku hangus terbakar.....
Menahan riuhnya rongga d dada...
Berhenti meronta ...bergelimang dr mu....
Arakan senja ...
Bawa lah rinduku...
Utk dia yg d sana...

By Firda
2806/Pdg...
Just for you ...
With Kidung Abady..

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT 

SKETSA SEBUAH RINDU 

(Balasan Puisi Firda Mansyah)


Dik ...
Mendekatlah, biar aku bercerita padamu tentang sketsa sebuah rindu 
Pejamkan matamu, agar kisah ini akan kekal terpahat di lipatan hatimu
Indahnya rindu itu dik, hingga bisa menitiskan airmata
Dan siksanya rindu itu dik, hingga boleh menangis ketika kita sedang tertawa

Tika itu aku sudah tidak peduli lagi lapar atau pun kenyang
Dan aku hingga keliru yang mana satu matahari dan yang mana satu bintang 
Sekujur wujudku cuma ingin tahu jawapannya
Ke manakah gerangannya kekasihku yang tak kunjung menjelma?

Lama aku begitu dik ... lama sekali
Waktu siangnya aku melata di atas muka bumi ini
Dalam mimpiku pula terbang seperti elang berterusan mencarinya
Tapi yang ku temui cuma rasa hampa dik ... hanya rasa kecewa

Airmataku hingga kering dik ... tiada bersisa
Dan siang malam aku menjerit bertempik hingga kehilangan suara 
Menyalahkan taqdir yang aku rasakan begitu kejam
Aku malah bertanya pada Yang Maha Kuasa, tidakkah Dia berasa kasihan melihat aku yang derita merindu dendam?

Tapi akhirnya aku menyadari dan aku menginsafi
Sesungguhnya Pemurah dan Penyayang itu memang sifatNya Sang Illahi Rabbi
Aku mulai menconteng di dinding bangunan-bangunan lama
Dari situlah aku mula menuangkan segala rasa rinduku ke dalam aksara

Masih kuat rasa rindu itu dik, hingga kini aku masih berpuisi
Terkadang tika aku mencoret tanpa sadar airmataku mengalir di pipi
Aku mahu terus menghayati rasa rindu itu dik, begitu indahnya
Selagi belati yang tertancap di hatiku ini tiada yang mencabutnya

... Ya Rabbul Jalil ... biarkanlah rindu ini kekal bersarang di dada
Nukilan: Si Takluk Jagat
24 Januari 2019

#STJ2019_029 - DIHATI ABADI TERPATRI (Balasan Puisi Dihati Abadi Terpatri)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Dihati Abadi Terpatri)

No photo description available.
TOREHAN TINTA HITAM WARNA



Goresan pena aksara jiwa
Dalam canda sapa saudara
Bualan malam celoteh gila
Otak miring dalam kepala
Menulis madah ungkap minda
Bukan tuah sebatas seloka
Si Takluk Jagat yang menunggang kuda
Sang kembara ditaman indraloka
Salam hormatku untuk kanda
Arul Hafizh pengagum alam pusara
Dinisan makam duduk bersila
Salam damai untukmu disana
Salam kangen kak Rikka
Salam rindu kak Dewi Aurora
Salam sayang mbak Woelan Edris tercinta
Untuk adikku Nada Rabbani salam canda
Dengan kak Ary Arsida sering tertawa
Suka-suka berceloteh ria
Jangan cembaru yang tak kulafaz nama
Salam aksara satu jiwa
Untuk semua salam sapa
Dalam lafaz do'a sejahtera
Diantara yang waras kepala
Mungkin aku yang paling gila
Tapi disaat yang lain menggila
Aku tetap waras mengontrol logika
Hahaha...

By: D't


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT 


DIHATI ABADI TERPATRI 

(Balasan Puisi Dihati Abadi Terpatri)

D.. arah gila siapa yang kamu warisi?

I... ngin juga aku mengetahui

H.. antukah atau saka yang mendampingi?
A.. tau kamu mendapatnya dari seberang negeri?
T.. ika menghuni rumah sakit di sini
I... ya, hujung tahun lalu kan di sana kamu ditempati?



A.. hhh, kasihan kamu Dihati Abadi Terpatri
B.. elum pun usia 40 kamu udah jadi begini
A.. ku turut bersedih, turut bersimpati
D.. i sini biar aku melorekkan aksara puisi
I... zinkan aku meluahkan suara hati

T.. eman ... bakatmu memang tidak tersaingi
E.. xpresi syairmu sebagai cermin jati diri
R.. Rikka ... jangan bimbang, adikmu itu masih waras lagi
P.. antasnya dia cuma mahu kita tersenyum menampakkan gigi
A.. Ary Arsida ... walau puisinya terlihat gila sekali
T.. api dia tetap saudaraku yang aku kasihi
R.. asa itu kuat mengikat walau dia tidak pernah aku temui
I... nsyaAllah, moga kekal bersaudara hingga ke sana nanti

Hihihi ...
Nukilan: Si Takluk Jagat
23 Januari 2019

#STJ2019_028 - DESAKU TERCINTA (Balasan Postingan Qolbu Arvifah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Postingan Qolbu Arvifah)  

Image may contain: sky, cloud, grass, outdoor and nature
Assalamualaikum.
Numpang rehat sejenak melapas lelah sambil menikmati alam yg begitu indsh diiringi suara gemercik air dan semilir angin menerpa wajahku.hembusanya menbawa pesan nafas nafas kesejukan.
Ya rob.begitu damai hidupku 
Engkau anugrahkan ni' mat terindsh di hati ini.
Walau lelah tapi hatiku damai.

Salam rahsyu untuk sahabat"dumayku.
3/1/19 14:54 @Qa



FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT


DESAKU TERCINTA

(Balasan Postingan Qolbu Arvifah)


Indah nian panorama alam

Kehijauannya saujana mata memandang
Tidak ribut dengan hiruk pikuk kota
Tenang hati menikmati keharmonian desa


Pasti dingin sekali air di kali
Terdengar merdu sang unggas menyanyi
Suara gemercik air itu dari palung bambu 
Nyamannya kalau diguna buat membasuh mukaku

Riang-riang rimba menyanyi berteriak
Jengkerik melompat takutkan si ciak
Dedaunan menari di puput sang pawana
Janur kuning melambai nun jauh di atas sana

Meski berpanas di bawah terik mentari
Mencurah keringat yang gugur ke bumi
Tapi kehijauan itu mengundang ketenangan
Dan lorekan awan itu selalu tak puas dipandang

Ya Rabb … begitu damai, begitu mengasyikkan
Terlena si gadis desa dibuai bayu petang
Tunggu nanti dik, di waktu temaramnya senja
Pasti lebih indah jingganya sebelum sang suria merehatkan netra

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 Januari 2019

#STJ2019_027 - PRAY FOR MAKASSAR – 22.01.2019

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text
PRAY FOR MAKASSAR – 22.01.2019
Ya Allah Ya Tuhan Kami …
Ampunkanlah dosa-dosa kami
Juga dosa-dosa seisi penghuni bumi ini
Cukuplah bencana yang telah tertimpa
Janganlah Kau datangkan lagi sebarang malapetaka

Ya Allah ….
Kaulah Penguasa alam semesta
Pada Kaulah kami memohon dan kami meminta
Kami hamba-hambaMu yang selalu memujiMu
Dan kamilah yang selalu menangis dalam sujud memohon ampun dariMu

Dari Palu, kemudian ke Banten dan Lampung
Di sana Kau hantarkan ombak menggunung
Dan kini Makasar pula Kau tenggelamkan
Begitu besarkah dosa yang telah kami lakukan?

Tuhan …
Mereka itu saudara-saudara kami
Sedarah dan sedaging dengan kami
Bukankah sifatMu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Tapi mengapa murka bumiMu terlihat begitu kejam?

Ya Rabbul Izzati …
Sesungguhnya hamba-hambaMu yang kerdil ini tidak berupaya
Tanpa rahmatMu, tidak akan mampu kami terlepas dari salah dan dosa
Ampunkanlah kami Ya Allah, kepadaMu tangan kami tengadah
Ampunkanlah kami Ya Allah, jika kami telah berbuat salah

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 Januari 2019

#STJ2019_026 - NYANYIAN KENARI (Balasan Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Firda Mansyah)

Image may contain: 1 person
""" RINDU"""

Dentingan dawai asmara...
Mengalun syahdu...
Mengoyak hati....
Menyayat sendu....

Melayang....
Asa ku berjibaku..
Melawan rindu yg menggeliat pilu....
Melalui rangkaian sepotong diksi...
Jari jemariku mengguriskan akan artinya RINDU....yg menyiksa bilik lara...

Nyanyian laut...
Mengalun syahdu...
Memainkan sensitif asa ku...
Tentang bayangan mu....

Secarik hati yg merindu...
Menganak pilu...
Meretaskan hasrat..
Ingin bertemu dgn sang pujangga ...

Bermahkotakan do a..
Kulantunkan ayat2 cinta...
Meneteskan luka....
Bulir2 sang tirta mengucur. ..
Tanpa bs d bendung...
Sebagai pengobat hati. .
Akan artinya RINDU...

RINDU OHHH RINDU...
Mengapa kau dtng ...
D saat aku rapuh...
D saat aku sepi...
D saat rinai dtng membasuh luka...

Aku sangt meRINDUI mu...
Dlm kebisuan kata...
Hatiku menjerit pilu...
Menyayat se onngok jiwa yg d landa cinta.

Aku ingin bertemu...
Walau hanya sesaat...
Ijin kan aku ..
Membasuh Selaras Rindu...
Yg menyiksa ku..
Aku RINDU...
AKU RINDU. .
AKU RINDU...
Aku RINDU ingin membelai mesra wajah teduhmu...
Ingin memeluk erat tubuhmu...
Ingin mendekap hatimu...dn takkan ku lepas lagi. 
Sesak...terasa sesak...
Akan kemanakah rasa RINDU ini akan ku bawa...
Ijinkan aku bertemu dgn sang pujangga hati..
Tuk melepaskan semua RINDU yg menyekat jiwa...
Penuh harap....
Nyanyian pilu sang jiwa lara....

By firda
2806/Pdg..
For my lv..


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

NYANYIAN KENARI

(Balasan Puisi Firda Mansyah)


Bayu ...
Rindu siapa ini yang kamu bawa?
Nyanyian pilu siapa itu yang terdengar lara?
Senandung syahdu menyayat sendu 
Syair bisu menganak merdu

Laut ...
Sudah berkurangankah airmu?
Kerana dendang kidung rindu itu nyata mengatasi suara ombakmu
Dan denting dawai asmara itu telah memenuhi serata ruang 
Hingga aku tidak mendengar lagi bunyi hempasan gelombang

Kenarikah itu yang sedang leka menyanyi?
Ataukah phoenix yang sedang mengigal puisi?
Nadanya seperti cuba memujuk jiwa yang kegundahan
Airmatanya cuba membujuk hati yang dalam kasmaran

Ombak ...
Sampaikan pesanku ini pada Sang Kenari
Titipkan salamku pada yang empunya diri
Bisikkan ke bilik-bilik telinganya
Moga akan hilang geliat rindu di dadanya

Kenari ...
Biar Gunung Guntur menyembah bumi tapi jangan sampai terkoyak hati 
Biarlah tak ketemu pujangga hati tapi tetap jemari mengukir diksi
Kerana dengan berpuisi rindu itu akan jadi tambah membara
Dan dengan menyanyi pasti dapat mengubat hati yang lara

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 Januari 2019