FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
(Balasan Puisi Firda Mansyah)
<<MIMBAR HITAM>>
D titian muara kasih...
Derai langkah kaki ..letih menyusuri tiap depa..
Mejelantah kan sosok cinta sejatiku..
Ku anyam kasih..
Ku songketkan sayang....
Berendakan sulaman emas murni...
Berkainkan untaian mayang..
Bermahkotakan do a...
Khusus untuk hadirmu...
Lembut hatimu..
Lemah tutur katamu..
Masih melintas di dalam kulambu jiwaku..
Yang sentiasa menemani dentang sepiku..
Di bawah senggama cinta..
Berasaskan tulus..
D lapisi kasih ...murni..
Tanpa lintang pukang nafsu duniawi...
Selaksa mendung...
Merinaikan MIMBAR HITAM...
Mencekik..meremas ...
Meluluhlantakan dawai dawai...
Dan melaknat hakikat cinta kita..
Di uji...
Ya ..kita di uji..
Tuk berpisah..
Nyanyian laut...menghempaskan tirani kasih kita tuk sehidup semati...
Dakwaan orangtua mu...
Melepas ikatan suci yang bertasbihkan cinta ...
Kasta...
Yang menjadi ngarai ...
Di kaki purnama....
By Firda Mansyah..
2806/Pdg
*30012019*
KASTA DUNIA
(Balasan Puisi Firda Mansyah)
Sosok Sang Dewi menjelma dari sebalik kabut
Goyah langkahnya ... menggigil kedinginan ... dengan muka menunduk
Bertemu pandang, terharu melihat juraian airmatanya yang membasahi pipi
Terhambur sedu sedannya ... tumpahan dari cawan rindu yang meretak di tepi
Goyah langkahnya ... menggigil kedinginan ... dengan muka menunduk
Bertemu pandang, terharu melihat juraian airmatanya yang membasahi pipi
Terhambur sedu sedannya ... tumpahan dari cawan rindu yang meretak di tepi
Mendekatlah wahai Dewi ... benamkan mukamu di bahuku
Meratap dan menangislah sepuas-puas hatimu
Nanti kabut yang kuat membelenggu itu akan dihembus pawana
Dan aku dapat melihat kembali bibir yang manis itu tersenyum bahagia
Meratap dan menangislah sepuas-puas hatimu
Nanti kabut yang kuat membelenggu itu akan dihembus pawana
Dan aku dapat melihat kembali bibir yang manis itu tersenyum bahagia
Terang benderang dek kunang-kunang yang berterbangan datang
Mereka mahu ikut sama mendengar, tika Sang Dewi mula meluahkan
Tentang ceritera ujian yang lantang dikhutbahkan di mimbar hitam
Di mana pangkat dan kasta menjadi batu penghalang kepada percintaan
Mereka mahu ikut sama mendengar, tika Sang Dewi mula meluahkan
Tentang ceritera ujian yang lantang dikhutbahkan di mimbar hitam
Di mana pangkat dan kasta menjadi batu penghalang kepada percintaan
Begitulah ragamnya dunia sejak azali
Yang mengira Ksatriya dan Sudra itu tidak setaraf di kelok hirarki
Tidakkah mereka memahami, meskipun tona kulit Brahmana dan Pariah itu berbeda
Tetapi darah yang mengalir di dalam urat mereka bukankah tetap merah juga warnanya?
Yang mengira Ksatriya dan Sudra itu tidak setaraf di kelok hirarki
Tidakkah mereka memahami, meskipun tona kulit Brahmana dan Pariah itu berbeda
Tetapi darah yang mengalir di dalam urat mereka bukankah tetap merah juga warnanya?
Untukmu Dewi aku panjatkan doa
Moga nanti bertemu dengan Sang Pengiran berhati mulia
Yang menyayangi dan mencintaimu dengan seikhlas hati
Menjahit kembali tirani kasihmu dan memimpin tanganmu menuju alam abady
Moga nanti bertemu dengan Sang Pengiran berhati mulia
Yang menyayangi dan mencintaimu dengan seikhlas hati
Menjahit kembali tirani kasihmu dan memimpin tanganmu menuju alam abady