Menu

Thursday, 27 September 2018

MIMPI YANG PULANG (ASLI DAN PATIDUSA)


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

MIMPI YANG PULANG

ASLI DAN PATIDUSA

Image may contain: cloud, sky and outdoor

Gadisku ...
Kau luahkan deritamu
Dalam kidung berirama pilu
Lagu kasih yang tak kesampaian
Tasbih harapan putus berselerakan

Gigih menyulam tangga kebahagiaan
Demi cinta suci yang engkau dambakan
Tapi syurga semakin jauh berlari
Dan lenamu tak sampai ke pagi

Hentikanlah airmatamu
Bersandarlah menumpang didadaku
Detik jantungku akan membuat kau tenang
Bisikan asmaraku akan menjadikan kau senang

Aku akan membawa cintamu pulang
Kembali beradu di kamar peraduan
Biar ku hias kembali pelamin mimpimu
Moga kan kembali menguntum senyum dibibirmu

Nukilan: Si Takluk Jagat
27 September 2018
_________________________________________________

Patidusa - MIMPI YANG PULANG

Gadisku
Luahkanlah deritamu
Dalam kidung pilu
Lagu kasih tak kesampaian

Syurga
Semakin jauh
Resah ganggu lenamu
Cinta suci yang didambakan

Hentikanlah
Airmata pilumu
Bersandarlah di dadaku
Agar gelora jiwamu tenang

Cintamu
Kembali beradu
Hiasi pelamin mimpimu
Moga senyummu terus berbunga

Nukilan: Si Takluk Jagat
27 September 2018

RASAKU RASAMU (BALASAN PUISI LEMBAYUNG SENJA - AKU DAN RASAKU)


PUISI LEMBAYUNG SENJA

AKU DAN RASAKU


Kekasih

Biarlah kusimpan rasa ini
Tersemai dan tumbuh indah
Di kedamaian taman hatiku

Tak akan ku hapus
Walau mungkin kan ku petik luka
Tak dapat ku dustai 
Rasa yang menggoda ini

Ku coba tuk membenci
Berlari... Menjauh 
Melupakan ceritamu
Tapi semua tentangmu kian mencengkeram hatiku
#210918


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

BALASAN PUISI LEMBAYUNG SENJA

RASAKU RASAMU

Image may contain: 1 person

Kekasihku …

Bahang cintamu membakar rasa
Badai rindumu menghentam uja
Harum wangi mawar di taman hatimu
Sentiasa menjelma di rangkap mimpiku

Bagaimanakah rasa ini dapat ku dustai?
Tentang rindu ini dapatkah kau rasai?
Terubat laraku menatap coretanmu
Meratap cintaku melagu pilu

Hentikan langkahmu, jangan berlari
Bisikkan pada hatimu, jangan membenci
Kekasihmu ini sedang kesepian
Pujanggamu ini berteriak kerinduan

Nukilan: Si Takluk Jagat
27 September 2018

PUISI PATIDUSA (4-3-2-1) - AGUNG WIBOWO


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

PUISI PATIDUSA (4-3-2-1) - AGUNG WIBOWO

Image may contain: Agung Wibowo

Patidusa
Membuai rasa
Puisi genre baru
Pujangga Mas Agung Wibowo
Pria kelahiran Semarang
Melakar sejarah
Hebat

Fenomenanya
Cetusan jiwa
Lebur dalam fana
Berkait semua bait-bait kata
Masih kekal indah
Meruntun jiwa
Aksaranya

Fatamorgana
Meski cuma
Beda aturan kosakatanya
Dek kerana indah susunannya
Melangkaui pemikiran biasa
Tercipta lagenda
Luarbiasa

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 September 2018

KESINAMBUNGAN WARISAN (PATIDUSA)


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

KESINAMBUNGAN WARISAN

PATIDUSA

No automatic alt text available.

Pujangga
Mantap aksaramu
Dek indah puisinya
Sungguh aku rasa terpesona

Bait-baitnya yang sungguh merdu
Merasuk dalam qalbu
Jadi rindu
Sendu

Berpuisi
Bisikan hati
Warna warni jiwa
Bertasbih, bertahmid dan segala

Rentak karya seloka irama
Kesinambungan warisan lama
Gelora rasa
PATIDUSA

Nukilan: Si Takluk Jagat
25 September 2018

LAILA DAN MAJNUN


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

LAILA DAN MAJNUN

Laila dan Majnun

~ Prolog

Tersebutlah kisah cinta di satu benua bernama Persia
Syair yang dirangkai indah oleh seorang pujangga bernama Nizami Ganjavi
Tentang seorang pemuda bernama Qays,
dek kerana masyhuk cintanya pada si Laila
Hingga mendapat jolokan Majnun (Si gila)

Tentang sepasang kekasih penjalin kisah cinta abadi
Qays anak miskin, tiada harta yang dapat diberi
Sebagai bentuk rasa cintanya, Qays mengarang puisi
Hinggakan Laila tertarik hati
Tangan dihulur
Gayung bersambut

Qays memberanikan diri untuk meminta restu ayah Laila
Hasilnya sudah dapat ditebak,
ayah Laila menolak
Kerana sebagai putri dari seorang yang kaya raya
Diharapkan dapat dipersunting oleh lelaki dengan kedudukan setara

Majnun yang terkejut mendengarnya, tak kuasa menahan kesedihan
Ia memutuskan untuk tinggal di padang belantara
yang dipenuhi hewan-hewan buas
Di sanalah ia menjalani hidup pengasingan dan kesendirian
Dalam keterpurukannya, ia tak henti-hentinya menulis puisi
yang berkisah tentang kekasih pujaannya tersebut.

Laila dipaksa oleh orang tuanya untuk menikahi pria lain
Meski hatinya menolak, namun Laila terpaksa mengiyakan
karena tak tega membawa aib bagi keluarganya.
Namun suaminya tak pernah sekalipun berhasil menyentuh Laila
Kerana Laila tak pernah sekalipun merelakan tubuhnya

semakin tersayat hati Majnun mendengar kebar ini
ia memutuskan untuk menjauh dari peradaban
dan menghabiskan sisa waktunya sendirian di pedalaman hutan
Hari-harinya hanya ditemani oleh puisi
Dengan hanya bersenjatakan dahan kayu dan menulisnya di atas pasir

Beberapa tahun setelahnya, suami Laila meninggal
Meski tengah dirundung duka,
wanita tersebut tetap berharap ia dapat berjumpa
dan bersatu dengan cinta sejatinya

Sayang, takdir tak berkata demikian.
Ia meninggal akibat sakit hati yang tak tersembuhkan,
sendirian di masa perkabungan
tanpa mampu menemui Majnun yang ia cintai

Majnun langsung pergi menuju tempat dimana Laila dikuburkan
Menghabiskan waktunya dengan menyesal dan menangisi Laila
sosok pujaan yang harus ia relakan pergi untuk selama-lamanya
Ia pun meninggal dunia dengan damai
dan jasadnya tergeletak tepat di pinggir makam Laila
Qays si Majnun pun dikubur di samping Laila
Konon, ruh mereka bersatu dalam dunia yang abadi.

Begitulah, kisah cinta Laila dan Majnun
yang harus berakhir tragis dan memilukan.
Namun, kisah perjuangan mereka 
dalam menjaga kesucian cinta bagi satu sama lain
akan terus abadi dan selalu dikenang
terutama oleh insan-insan manusia
yang mencari cinta suci dari kekasih sejati.

Monday, 24 September 2018

ADA


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

ADA

Image may contain: sky, tree, outdoor, water and nature

Ada cinta dalam hati
Ada pesona dalam seri
Ada bidadari dalam suri
Ada rahsia dalam sunyi
Ada berhala dalam diri
Ada bisa dalam duri
Dan ada berahi dalam mimpi ngeri

Ada sebak dalam dada
Ada rindu dalam jiwa
Ada pesona dalam mata
Ada rasa dalam rasa
Ada tanya dalam minda
Ada sendu dalam lara
Ada rintih dalam doa
Dan ada ilmu dalam kata pujangga

Ada lagu dalam kalam
Ada harap dalam kelam
Ada suka dalam diam
Ada gerak dalam qiam
Ada putih dalam hitam
Ada ikhlas dalam salam
Ada asyik dalam bungkam
Dan ada sunyi dalam bening malam

Nukilan: Si Takluk Jagat
24 September 2018

BERPESAN-PESAN


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

BERPESAN-PESAN

No automatic alt text available.

Pujangga ...
Akan jadi sempit pentas kamu menari
Andai kamu coba menari dengan hati benci
Pasti akan jadi hambar kala kamu berpuisi
Jika puisimu cuma bertemakan rasa dengki
Harus jadi sumbang tika kamu menyanyi
Kalau nyanyianmu dipenuhi dengan nada iri

Saudara ...
Biarlah aksaramu ditintakan dengan kata-kata cinta
Mulalah menjahit syair mu dengan ayat-ayat mesra
Seharusnya imaginasimu kan jadi lebih kudus
Kerana pujangga sejati punyai hati yang lurus
Biarlah wajahmu tidak tampan
Kerana Allah swt lebih memandang tingginya ihsan
Tak mengapa jika puisimu dipersendakan
Asalkan puisimu diambil dari hati yang penuh iman

Sahabat ...
Mati itu pasti
Jangan cuma memandang yang di sini
Lihatlah juga apa yang menanti di sana nanti
Aku cuma berpesan-pesan dengan kebenaran
Dan juga berpesan-pesan dengan kesabaran
Amin Ya Rabb

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 September 2018

PEDASNYA LADA


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

PEDASNYA LADA

No automatic alt text available.

Jangan ceritakan ceteknya Tauhidmu hai sang pujangga
Jangan tunjukkan tajamnya penamu wahai saudara
Musafir ini umpama pelakun sinetron tv
Yang coba menghayati segala watak yang diberi
Hari ini aku bisa mengexpresikan emosi pak tani
Esoknya aku boleh berubah gaya jadi pak menteri
Kerana aku sedang mencari
Mencari jati diri yang hakiki

Siangnya aku berkelana sebagai ahli sufi
Dan malamnya aku terbang mencari sang bidadari
Sesekali memang aku keliatan coba bermain cinta
Di sudut lainnya aku sedang minum anggur dari piala
Tapi pari-pari dunia takkan dapat menggodaku
Dan anggur biasa takkan bisa memabukkanku

Namamu udah gaya orang-orang bijaksana
Cuma jangan letakkan maruahmu di bawah meja
Maaf kalo kata-kataku sedikit keras
Tapi siapa yang makan lada dialah merasa pedas
Dan aku sentiasa akur akan hukumnya dunia
Semulia-mulia Rasulullah saw pun ada yang membencinya
Semoga Tuhanku penuhkan hatimu dengan kasih sayangNya

Sahabat, hatiku tidak buta
Saudara, mimpiku di luar lena
Sahabat, topengku kuda
Saudara, hijabmu pena

Nukilan: Si Takluk Jagat
22 September 2018

PUISI-PUISI SANG BIDADARI - (1) ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH (2) CINTA DUA BENUA (3) SERULING BIDADARI (4) SANG BIDADARI HATI (5) SELIMUT RINDU (6) SANGKAR RINDU


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH

Image may contain: 1 person, standing and text

Puan …
Puisi bukan semuanya indah dibaca
Tapi itulah luahan hati si penciptanya
Meskipun begitu mendayu puisi Si Jalaluddin Rumi
Qalbu yang tak merindu takkan dapat merasai
Dan kalau mau bicara pula soal jiwa
Tulus dan setia, itulah tunjang cinta

Aku tidak mendambakan insan semulia Khadijah
Kerana cintaku tak seagung cintanya Rasulullah
Tak mengharapkan pasangan sehebat Fatimah Az-Zahra
Kerana keperibadianku tak semulia Saidina Ali r.a
Tapi cukuplah seseorang yang dapat memahami
Yang sudi berkongsikan senyumnya waktu aku tertawa
Dan rela menumpahkan airmatanya tika aku berduka

Puan …
Cinta tak pernah menanti atau meminta
Cinta ibarat cahaya di dalam gelita
InsyaAllah, andai berkah wiridku dalam Mahabbah
Kan ku pimpin tanganmu Puan, menuju ke Jannah

Nukilan: Si Takluk Jagat
19 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

CINTA DUA BENUA

Image may contain: 1 person

Menganyam rindu di kamar peraduan

Menanam resah menantikan persetujuan
Hujan yang menitis terdengar menghiba
Rintiknya bak paluan gelora di dada
Titiknya mengait benang-benang kecewa
Sang Bidadariku masih berteka-teki dengan jawapannya

Bidadariku ...
Lenakah malam ini dikau beradu?
Bertandangkah aku dalam mimpimu?
Ayuh kita hayunkan buaian cinta
Mari kita simpulkan sumpah janji setia
Janji suci dua benua
Moga kan kekal hingga ke sana

Bidadari, tempatnya memang di syurga

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SERULING BIDADARI


Image may contain: one or more people

Bidadariku ...
Tika aku sedang menghayati indahnya senja yang temaram
Kala aku sedang memerhati cahaya jingga yang semakin kelam
Sayup-sayup terdengar bunyi tiupan serulingmu
Mendayu-dayu irama suaramu berlagu
Tapi kenapa masih bernada pilu?
Mengapa masih berirama sayu?
Irama cinta tak kesampaian
Nada hati yang berantakan

Tak sudikah kau menyambut huluran tanganku?
Tak mahukah kau jalan beriring denganku?
Biarku balut luka-luka yang ada
Biarku terbangkan dikau ke sana
Ke pucuk pohon ara yang paling tinggi
Duduk berdua sambil sama berpuisi
Berwalikan pelangi petang yang mempesona
Bersaksikan lembayung senja yang bercahaya jingga
Cuma kita
Cuma berdua

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANG BIDADARI HATI

Image may contain: one or more people and close-up

Termenung aku di hamparan kaku
Merintih aku di untaian beku
Gejolak rindu yang semakin merah membara
Api cinta yang semakin marak menyala
Dimanakah rasa rindu ini hendakku buang
Kemanakah raksa sepi ini hendakku tuang
Pelangi petang pun dah tak nampak berseri
Kelam malam pun dah bertambah sunyi

Aku yang tertunduk dalam kehampaan
Aku yang menangis meratapi kehilangan
Tiada lagi cahaya untuk dijadikan pedoman
Tiada lagi pelita buat menerangi jalan

Wahai Sang Bidadari hati
Kalihkanlah pandanganmu ke sini
Hulurkan tangan indahmu untuk aku berpaut
Kuntumkan senyummu agar hati ku kembali bertaut
Aku musafir yang sedang kesepian
Aku Sang Kelana yang sedang tersesat jalan

Nukilan: Si Takluk Jagat
21 September 2018



FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANG BIDADARI HATI

No automatic alt text available.

SELIMUT RINDU



Aku bertanya pada merak di hutan
Pernahkah bertemu bidadari yang ku rindukan?
Tapi Sang Merak cuma menggelengkan kepala

Leka mengigal bulunya yang pelbagai warna


Aku bertanya pada unggas yang berterbangan
Ke manakah perginya bidadariku menghilang?
Tapi unggas hanya membisu seribu bahasa
Bidadari ku hilang entah ke mana

Aku bertanya pada musafir yang keliru
Adakah dia terlihat akan bidadariku?
Dan Sang Kelana menjawab sayu
Aku juga sedang mencari bidadariku

Deritanya rasa berselimutkan rindu

Nukilan: Si Takluk Jagat
22 September 2018

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

- PUISI SANG BIDADARI -

SANGKAR RINDU

No automatic alt text available.

Beratnya kantung rindu yang ku galas

Saratnya bakul asmara yang ku kilas

Tiada arah pedoman dan tiada hala tujuan
Hanya Dia yang menunjukkan jalan

Padang ilalang jadi kamar peraduan
Gelap malam jadi penyelimut badan
Belalang dan pepatung dah jadi teman sejati
Kumbang dan unggas jadi temanku berpuisi
Airmata ku pun dah tak bersisa lagi
Pedih dan pilu mengurungi diri
Bilakah sangkar rindu ini akan terbuka?
Bilakah Sang Bidadariku akan menjelma?

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 September 2018



Friday, 21 September 2018

PUISI HATI


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

PUISI HATI


Hati ...

Mengapa kau begini?

Ingkarkah kau pada janji?

Pintumu telah ku bina dari keluli
Tiap sudutmu kukuh berpatri
Mangganya sebesar angkasa
Malahan kuncinya seberat dunia
Tiada senjata mampu memecahkannya

Cinta ...
Datangnya tanpa diduga
Hadirnya tidak dijangka
Gelombangnya menggoncangkan Arasy
Geloranya menghimpit qalbu
Ombak laut pun boleh membeku
Badai ganas kan jadi layu

Ya Rabb ...
Layarkanlah perahu TamsilMu
Aku tak mahu berdayung
Aku tak mampu bertarung

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018

CINTA DUA BENUA


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

CINTA DUA BENUA

Image may contain: 1 person


Menganyam rindu di kamar peraduan

Menanam resah menantikan persetujuan
Hujan yang menitis terdengar menghiba
Rintiknya bak paluan gelora di dada
Titiknya mengait benang-benang kecewa
Sang Bidadariku masih berteka-teki dengan jawapannya

Bidadariku ...
Lenakah malam ini dikau beradu?
Bertandangkah aku dalam mimpimu?
Ayuh kita hayunkan buaian cinta
Mari kita simpulkan sumpah janji setia
Janji suci dua benua
Moga kan kekal hingga ke sana

Bidadari, tempatnya memang di syurga

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018


SERULING BIDADARI


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

SERULING BIDADARI

Image may contain: one or more people


Bidadariku ...

Tika aku sedang menghayati indahnya senja yang temaram
Kala aku sedang memerhati cahaya jingga yang semakin kelam
Sayup-sayup terdengar bunyi tiupan serulingmu
Mendayu-dayu irama suaramu berlagu
Tapi kenapa masih bernada pilu?
Mengapa masih berirama sayu?
Irama cinta tak kesampaian
Nada hati yang berantakan

Tak sudikah kau menyambut huluran tanganku?
Tak mahukah kau jalan beriring denganku?
Biarku balut luka-luka yang ada
Biarku terbangkan dikau ke sana
Ke pucuk pohon ara yang paling tinggi
Duduk berdua sambil sama berpuisi
Berwalikan pelangi petang yang mempesona
Bersaksikan lembayung senja yang bercahaya jingga
Cuma kita
Cuma berdua

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 September 2018

Thursday, 20 September 2018

ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH (BALASAN PADA PUISI LEMBAYUNG SENJA - CINTAKU)



PUISI LEMBAYUNG SENJA


CINTAKU

Image may contain: text

Tuan

Cintaku begitu sederhana
Seperti puisi -puisiku
Yang tak bermadah indah
Layaknya pujangga berseloka

Tuan
Ku tak dapat menjanjikan cinta
seagung cintanya rasulku Muhammad dan khadijah
Cinta sesyahdu cintanya Ali dan Fatimah
Juga cinta seindah cinta Yusuf dan zulaikha..
Atau cinta romantis layaknya Rama dan Shinta

Cintaku hanya berbalut ketulusan
Berhiaskan kesetiaan
Terlindung dalam hijab cinta Nya
Istiqomah dalam muhabbah
Hingga tangan ini tuan genggam ke altar mighrab cinta
#190918

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

ISTIQAMAH DALAM MAHABBAH

Image may contain: 1 person, standing and text


Puan …

Puisi bukan semuanya indah dibaca
Tapi itulah luahan hati si penciptanya
Meskipun begitu mendayu puisi Si Jalaluddin Rumi
Qalbu yang tak merindu takkan dapat merasai
Dan kalau mau bicara pula soal jiwa
Tulus dan setia, itulah tunjang cinta

Aku tidak mendambakan insan semulia Khadijah
Kerana cintaku tak seagung cintanya Rasulullah
Tak mengharapkan pasangan sehebat Fatimah Az-Zahra
Kerana keperibadianku tak semulia Saidina Ali r.a
Tapi cukuplah seseorang yang dapat memahami
Yang sudi berkongsikan senyumnya waktu aku tertawa
Dan rela menumpahkan airmatanya tika aku berduka

Puan …
Cinta tak pernah menanti atau meminta
Cinta ibarat cahaya di dalam gelita
InsyaAllah, andai berkah wiridku dalam Mahabbah
Kan ku pimpin tanganmu Puan, menuju ke Jannah

Nukilan: Si Takluk Jagat
19 September 2018

RUPA TANPA WAJAH (BALASAN PADA PUISI LEMBAYUNG SENJA - DOAKU UNTUKMU)


PUISI LEMBAYUNG SENJA


DOAKU UNTUKMU


Menggelitik tanya di jiwa
Tentang adamu di sebrang sana
Meski takdir tak berpihak
Doa terbaik kulangitkan untukmu

Maaf bila ku menjarak
Bukan karena tak lagi merasa
Bukan enggan tuk berjuang
Tapi aku takut
Tak lagi mampu menahan luka

Biarlah Sang Pemberi Cinta
Yang kan menuliskan cerita
Dimana hati kelak kan berlabuh
Untuk kali ini
Aku hanya meminta
Dia jagakanmu disana
#180918
#LS_SRA"

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

RUPA TANPA WAJAH

Image may contain: one or more people, people standing, cloud, sky, ocean, twilight, outdoor and nature

Kamu di sana
Ya … kamu, yang di sana


Telah ku bilang
Sudah ku terasa
Detik hati ku mungkin tak tepat
Tapi firasat ku jarang membohongi

Ada pendam dalam diam
Ada gusar dalam hati
Mencinta tanpa mengenal rupa
Merindu tanpa pernah bertemu

Meski raga ku nampak gagah
Walau zahir ku nampak perkasa
Tapi rasa yang membuak ini bukan mudah nak dicegah
Dan yang namanya hati itu bukan senang nak dijaga

Ya Mujibbassa ‘ilin …
KepadaMu aku berserah
KepadaMu aku meminta
Moga kerinduan ini akan terus bercambah
Agar kesucian rasa ini akan sentiasa terpelihara

Nukilan: Si Takluk Jagat
18 September 2018

Monday, 17 September 2018

DEFINISI BAHAGIA


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

DEFINISI BAHAGIA

Image may contain: sky, house, outdoor and nature

DEFINISI BAHAGIA


Pelik ...
Memang pelik aku dengan perangai manusia
Langsung tak tahu menjaga kata
Apa tak pernah menatap cermin muka?
Atau di rumahnya cermin tiada?
Di depan cermin tataplah mata
Perhatikan muka, renungkan rupa
Kamu malaikatkah atau manusia?
Bagaikan tak pernah berbuat dosa
Berasa diri sudah sempurna?

Bercakap jangan sembarangan
Menulis biarlah disertai pemikiran
Orang lain pun ada bakat dan anugerah
Bukan semua main terjah
Pedulikan apa orang lain coretkan
Itu rasa mereka
Itu jiwa mereka
Jangan kau hina
Jangan kau cerca
Suka, baca
Tak suka, abaikan

Bukan aku tak mahu bercerita pasal sepeda
Kalau mahu boleh saja aku menghalusi pasal sependa
Boleh juga aku menulis pasal teh dan kopi
Menu yang ku makan waktu sarapan pagi
Atau mahu menunjukkan aku punya istana agam
Kelak baru mata kau akan buka pejam?
Atau gambarku mengembara ke serata benua?
Beraksi depan semua 7 benda ajaib di dunia?

Biarlah aku menulis pasal awan
Keindahan rembulan
Ketinggian kayangan
Kebesaran Tuhan
Kerana itu cara aku berkarya
Itu cara aku mensyukuri kebesaranNya
Bagiku lebih hebat lagi Sang Rembulan
Daripada Taj Mahal binaan Shah Jahan
Lebih mempesona lagi binar cahaya senja jingga
Daripada Piramid tinggalan bangsa Mesir purba

Kita manusia biarlah merendah diri
Kita hidup umpama roda kedati
Aku tak mahu hari ini aku bergambar dengan Pak Menteri
Tapi esok aku duduk dalam bilik berjeriji besi
Hari ini gambar bermain golf bersama para usahawan
Tapi hakikatnya di rumah tiada apa tinggal untuk dimakan
Bukan caraku menunjuk-nunjuk di alam maya
Mengharap balasan untuk dipuji dipuja
Bagiku semua itu bukan definisi bahagia
Kerana bahagia sebenar ada di dalam diri kita

Nukilan: Si Takluk Jagat
Kuala Lumpur
30 Ogos 2018

TORUK MACTO (PUISI NEGERI SEMBILAN)


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

TORUK MACTO

Image may contain: sky and outdoor

TORUK MACTO

Eden dah posan mo kau
Beghapo kali dah den koba an
Eden ni macam ceghomin
Kok sonyum ekau mo den
Eden sonyum la balik mo kau
Kok ekau unjuk an penumbuk dokek den
Eden pun unjuk an balik la penumbuk dokek kau
Susah ko kau nak paham?
Nak den sengkelet an kepalo tu baru kau nak soda?

Eden ni tang kocik omak ayah den ajar budi pekoti
Kok bagi orang barang jangan bagi ngan tangan kiri
Kok orang tolong kito, kito kono cakap timo kasih
Kok oghang buek kito, kito cubo jangan baleh
Omak den koba macam tu la dalam kitab tulih
Tang guno tangan mano ngan timo kasih tu den ikut
Tapi kok orang buek kito takkan nak ontok yo kot?
Kok orang kotuk kito takkan nak nyuruk dalam selimut?

Dah bosa ni biar la den pilih jalan den sendighi
Sobab den tengok bangso den ni selalu bona kono buli
Doghuih tu den donga dah start cakap sensorang
Tu la padah e ontok yo bilo kono pijak dek orang
Manusio nijam bukan bulih bona di boghi muko
Dapek pijak kaki lelamo sok sampai pijak kepalo
Sampai bilo kau nak bagi badan kau kono sepak terajang?
Nabi dulu pun toghuk bona kono sikso lelamo angkek podang

Eden ni bukan e jonih Melayu lamo
Bangso yang dulu duduk bawah tempurung kelapo
Meghato dah den merantau satu dunio
Bab makanan ni macam-macam dah den jumpo
Asalkan halal yo semuo den bantai makan
Masak lomak cili api den hontam, steak pun den tolan
Tang minuman ni pulak jangan la try mongak an den
Kok kau nak margarita tu den bulih buek an bergelen-gelen
Omputih ghaso screw driver den sampai angkek ibu jari
Pak Arab minam tequila den sampai merangkak bawah tv

Heiii ...
Ni la jadi e dah pukul tigo pagi mato taknak pojam
Mulo la cito Avatar yang den tengok tadi den nak salah an?
Apo yang melinteh kek kepalo semuo den tulih yo
Sampai an namo burung rasakso tu pun bulih jadi tajuk ceghito
Melalut-lalut pulak lopeh tu ceghito pasal bangso
Eden ni dah buang tebiat ko?

Nak wudhu' jap lah
Daripado merapik tak tontu halo
Baik Tahajjud dapek gak pahalo
Nak doa an omak ayah den sentiaso diberkati
Semugo keluargo den sentiaso dirahmati
Kawan-kawan den dipermudahkan urusan
Martabat bangso den pulak makin ditinggi an
Dan doa umpuk den pulak?
Ya Allah, kau tunjuk an la den sebaik-baik jalan

Nukilan: Si Takluk Jagat
Gemas, Negeri Sembilan
31 Ogos 2018

MURAI, SAPO NYO SALAH NI? (PUISI NEGERI SEMBILAN)


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

MURAI, SAPO NYO SALAH NI?

Image may contain: bird

Sapo Nyo Salah Ni?

Bingit telingo den donga an bunyi kicau nyaring murai tuo yang bertenggek ateh banir kelapo gading tumbang maso angin kuek duo minggu lopeh dokek topi pundung lamo belakang rumah Sarip Uban tu pagi tadi

Lotih pulak den mikir an ontah apo yang dicerabih 'e dek murai tuo tu pepagi buto subuh adam ni sampai tak dapek den lolap an mato balik lopeh tu

Dalam hati den ngagak dio mbising tak tontu biji butir tu sobab tetibo datang pulak ghaso rindu dokek anak 'e yang mati kono listit dek anak orang tua tu maso dokek-dokek nak Azan Maghrib sonjo semalam

Arwah anak 'e tu pun satu hal jugak, den perati an yo semalam dalam sibuk-sibuk orang ramai berderet beratur nak ambik air semayang dokek pigi topi surau peringkat 2 dokek ujung kampung tu maso tu la dio "melopeh', kono topat sepelompap godang melokek dokek bahu kurta Bilal Budin yang tongah bertenggek dokek topi pigi tu, tongah bukak utube sobab nak belaja camano nak ngikut lagu azan macam bilal dokek Mokah tu melaung an azan

Osah terperanjat 'e orang tuo tu den koba an mo kau, sambil mencerabih mulut 'e menyumpah seranah mencarut bagai, dalam separuh sodar dibaeh 'e henpon 'e tu setingi-tinggi 'e sampai lopeh daripado ateh atap surau ontah poie ke mano, lopeh tu nunuk nanak lari 'e poie ko pigi, abih semuo orang ditulak 'e sobab berkojar nak merampeh gayung dari tangan Isa Manap yang tongah ambik air semayang maso tu sobab nak memberosih an taik burung yang bersemibai ateh bahu 'e tu

Dek terperanjat 'e Isa Manap sobab gayung yang dipogang 'e kono rampeh, dio yang tongah berkumur-kumur maso tu berkahak kuek meludah sampai tercampak gigi palsu 'e masuk dalam pigi sambil laju kaki 'e masang kudo-kudo bukak langkah silat, dah macam ghupo Pak Udo melatah bersilat dalam ceghito Flet Sri Wangi dalam tv tu dah den tengok

Maso tu la anak Sarip Uban yang ontah apo sobab 'e datang surau bulih bawak listik tu, dicari 'e suleh batu kocik, di listik 'e anak murai tu, topat pulak dio meteng tu, berterabur bulu anak murai tu, berbuih-buih mulut 'e maso batu tu boto-boto kono dokek dado 'e

Lopeh tu la azan Maghrib semalam tu dilaung an dek orang lain sobab Bilal Budin pengsan kono penumbuk Isa Manap yang melatah maso gayung 'e kono ghampeh, Isa Manap pulak maso Isya' baru datang balik berjemaah dokek surau sobab balik rumah dulu maso Maghrib tu nganti an kain baju 'e yang basah lukuih sobab menyolam dalam pigi tu mencari gigi 'e yang tenggolam, pagi ni pulak eden terjago awal sobab dek bising murai tuo yang anak 'e mati semalam tu hingar amek berbunyi, di tambah pulak donga bebel Kiah Muncung yang baru perasan tingkap kaco Naco rumah 'e pocah kosan 'e kono henpon Bilal Budin yang dibaeh 'e sonjo semalam

Poning kepalo den mikir an sapo la yang salah dalam hal ni?

Nukilan: Si Takluk Jagat
Gemas, Negeri Sembilan
31 Ogos 2018

ERTI KEMERDEKAAN


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

ERTI KEMERDEKAAN

No automatic alt text available.

Erti Kemerdekaan

Sesuaikah kata merdeka dilaungkan?
Tika ramai lagi warga yang masih dalam kemiskinan
Patutkah ratusan ribu ringgit dihabiskan membeli bunga api?
Pada waktu yang sama ada bapa termenung apa yang nak dimakan esok pagi
Pak Menteri ceria melaungkan kata merdeka di padang dataran
Tapi bangsaku dalam semua segi masih jauh ketinggalan
Apakah ertinya sebuah kemerdekaan?

Melayu hari ni nampak makin hilang kuasa
Ekonomi negara pula memang dari dulu dikuasai Cina
Sayu aku memikirkan akan nasib anak bangsaku
Merempat di negara sendiri yang semakin maju
Selepas 61 tahun negara merdeka
Masih lagi bangsaku belum bersedia
Menitis airmata Tun tika bercerita pasal bangsa
Hampir satu abad beliau telah mencuba dan masih mencuba
Cuma segelintir yang berani menyahut cabarannya

Kiranya aku yang termasuk dalam kelompok kecil ini
Berkerut kening memikirkan apa yang perlu dilakukan lagi
Untuk meninggikan martabat bangsa di sini
Maruah yang hilang bagaimana hendak diganti
Bukan hanya memikirkan untuk diriku seorang
Tapi turut memikirkan kesinambungan generasi mendatang
Agar anak cucuku dapat menjiwai erti kemerdekaan
Moga mereka akan mendoakan semua yang telah berjuang
Mengenangkan titik peluh mereka yang telah ditumpahkan
Dalam mengembalikan semangat kemerdekaan
Semoga ada hayatku lagi nanti tika aku berkata dengan bangga
Selamat Hari Merdeka negaraku Malaysia

Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Ogos 2018

PESAN SANG SENJA JINGGA


FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

PESAN SANG SENJA JINGGA

Image may contain: sky, ocean, cloud, twilight, outdoor, nature and water

PESAN SANG SENJA JINGGA

Aku cuma seorang musafir yang sedang mengembara,
Mengikut langkah kaki membawaku ke mana-mana
Panasnya matahari yang menikam ubun kepala
Dinginnya salju yang membekukan dasar jiwa
Tak ku gentarkan ribut badai yang datang menggila
Tak ku terasa debu kering yang menghembus ke muka
Dia yang ku cari, di mana berada?

Aku berkelana ke tanah tandus yang gersang
Bertemankan angin yang hangat membahang
Sang Suria cuma sejengkal di atas kepala
Panas pasir laksana bara yang menyala
Tanpa air tiada berteman
Ku kuatkan hati terus berjalan
Cuba menyapa awan yang berarak perlahan
Tapi awan sedang sibuk mengumpulkan hujan
Sapaan lembut ku langsung tak dihiraukan

Aku melangkah masuk ke hutan belantara
Bertemankan pohonan dan si mergastua
Melangkahi duri-duri tajam yang berceracak merintangi jalan
Yang bila-bila masa boleh mengguris luka
Menghadapi pacat dan lintah yang sentiasa kelaparan
Yang sentiasa hauskan darah sang pengembara
Ku berikan salam pada akar berjuntaian
Tapi akar-akar cuma diam seribu bahasa
Mungkin setia pada pohon ara atau takut akan cemburunya

Aku menatap ke langit senja
Aku bertanya pada senja jingga
Sudikah dia menemankan aku mengembara
Jadi sahabat buat berkongsi cerita
Dan langit jingga menjawab
Wahai Si Takluk Jagat
Sebenarnya di sisimu sudah ada bidadari yang menemankan
Tapi tak terdengar di telinga dan tak terlihat di pandangan
Dalam diam dia sedang mendengar kau bercerita
Dalam diam dia sedang mengamatii kau berkarya
Teruslah bercerita tentang isi hatimu
Teruslah berkarya dengan puisimu
Lurus sudah jalan yang kau tuju
Nun di hadapan bahagia sedang menunggu

Nukilan: Si Takluk Jagat
Kuala Lumpur
31 Ogos 2018