Menu

Wednesday, 19 February 2020

STJ2020_010 - MOGA WAKTU KAN MENJAWAB TANYA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, text

MOGA WAKTU KAN MENJAWAB TANYA


Haruskah aku berteriak pada birunya angkasa
Atau mengadu pada arus kali yang laju mudik ke muara
Jasad terlihat gagah bercekak pinggang di luas padang ilalang
Tapi batin menyenandungkan kidung lara yang tiada berkesudahan

Terasa mahu menitip salam lewat bayu yang berhembus petang
Biar angin bercerita padamu tentang rindu yang tak pernah kunjung padam
Dapatkah kau rasa getar nadi ini merintih sayu
Juga detak jantung ini yang tiada henti menyebut namamu

Cukup merdukah lagu rinduku untuk menggamitmu datang
Mampukah ratib syairku merintis jalan menuju pulang
Aku bagaikan Majnun yang sedang dalam derita
Mendambakan kehadiran kekasihnya Laila yang amat dicintainya

Jangan ditukar ganti Lailaku dengan yang lainnya
Segala sengsara ini hanyalah untuk dirinya semata
Cuma raut wajahnya sahaja yang terpahat di ruang hati
Hanya dialah ubat pada penyakit yang sedang aku deritai

Adakah aku antara segelintir insan yang terpilih
Yang bakal merasai nikmatnya dicinta dan dikasih
Ataukah senada taqdirku dengan Qais si gila
Yang hanya ketemu cinta sejatinya di alam sebelah sana

... biarlah, biar waktu yang menjawab segala tanya

Nukilan: Si Takluk Jagat
18 Februari 2020


STJ2020_009 - DIARY WIENA (Bulan Sabit Wiena Aldissy)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Bulan Sabit Wiena Aldissy)

Image may contain: 1 person, text

Bulan Sabit Wiena Aldissy


Pada malam aku bingkis rindu lewat embus angin,dengarlah dahandahan menari karenanya dan esok lihatlah pada bening embun kutitipkan sapa sejak dini setelah do'a disepertiga malam kuamiini.

Diary Wiena
Malang,Feb 2020



DIARY WIENA

(Bulan Sabit Wiena Aldissy)


Lewat hembus angin ku bingkiskan rindu dalam pekat kelam malam
Dan pada ambang pajang purnama ku titipkan salam buat redup kerdip gemintang
Ironinya indah kuntuman mawar tidak akan kekal selamanya
Putih merah atau apa jua warna warni kelopaknya hanyalah semu semata

Tajamnya tatap retina itu hingga mengundang seribu pertanyaan
Sebesar manakah rahsia yang tersembunyi di sebalik sepi pandangan
Sebegitu halnya bibir indah itu yang tiada langsung menguntum senyum
Pun kosong renung itu terlihat memendam gulana setinggi gunung

Andai batas jarak dan pandang mampu merungkai ikatan pada bibir nan ranum
Biarlah waktu yang bercerita tentang terhalangnya hajat nan teragung
Tetapi sekiranya mengenang kembali bakal menghiris parut luka yang lama
Biarlah tiada terjawab tanda tanya dan kekal terhijab segala rahasia

Satu nama yang ku ulang sebut semenjak dini
Hingga ku rangkaikan dalam doa di sepertiga malamku lalu ku amini
Biarlah di Diary Wiena cuma terlihat mencoret bahagia
Dan yang tercatat di kitabnya hanyalah sifat kasih dan sayangNya semata

Moga bening esok akan kekal dingin seperti pagi-pagi sebelumnya
Dan juntaian dahan-dahan masih setia melambai ceria
Embun juga tetap betah berpaut pada runduk sujud dedaunan
Itulah perjalanan mayapada ... kesinambungan energi alam

Nukilan: Si Takluk Jagat
15 Februari 2020


STJ2020_008 - SIAPA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

SIAPA


Gerangan siapa memetik erhu
Kidung rindu bernada sayu
Tertoleh-toleh jentayu di dahan
Merdu petikan mendodoi kasmaran

Lincah jemari memilih temali
Seiya senada tari dan hati
Bertemu fantasi dengan kenangan
Melebur diri dalam khayalan

Pena siapa mengarang kekata
Tercacah megah di angkasa raya
Indah aksaranya menyejukkan hati
Bagai pujangga ratibkan puisi

Semakin asyik semakin sebati
Beraroma cinta semerbak mewangi
Genta kayangan memukau pesona
Denting menggoda halwa telinga

Suara siapa menyenandungkan asma
Bait rangkap penglipur lara
Menjelmalah dewi menjelmalah puteri
Ku sambut hadirmu di pentas literasi

Nukilan: Si Takluk Jagat
05 Februari 2020


STJ2020_007 - PAGELARAN SI KELANA (Balasan Puisi Laras Hati)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Laras Hati)

Image may contain: one or more people and text

Puisi Laras Hati

PAGELARAN SANG BIDADARI


Kutunggu kain bait-bait puisi
Yang kaujahit dari benang aksara
Maka 'kan kudatangi lingkupmu
Penuh dengan syair lembut bagai sutera

Kusutradarakan saja cerita kita
Tanpa perlu menunggu sang semesta
Yang kubutuh hanya diksi merindu
Dari dadamu yang paling kalbu

Nikmatilah pagelaran nan penuh pesona
Lembut suara sang pemeran bidadari
Melena mimpi hanyutkan derita
Tersesat dalam labirin hati

Arsy-pun terguncang
Iman mampu tergoyahkan
Hingga pagelaran usai dan pulang
Alam rimbamu terlenakan

~•~
Laras Hati, 010220202325
Balasan Puisi karya Si Takluk Jagat yang berjudul "Bila Si Darah Biru Menyapa"



PAGELARAN SI KELANA

(Balasan Puisi Laras Hati)


Dik ...
Salam literasi dariku pengembara dari Semenanjung Emas
Sebatang kara berkelana cuma aksara dan bebait kata di bahu tergalas
Aku ini memang pengukir majas kalam dan diksi
Memahat kekata yang mengalir dari kolamnya hati

Tintanya adalah darah yang menitis dari mata air derita
Penanya pula ditempa dari teras ranting pohon sengsara
Lingkupku disulami halusnya bebenang sutera yang istimewa
Pagelaranku hanya dialog dari Sang Sutradara semata

Akan ku hentikan derap kaki biar jelas nyanyianmu aku dengarkan
Akan juga aku amati langkah tari apakah yang bakal kamu persembahkan
Teringin mahu tahu benarkah pesona pemeran bidadari cukup memukau seperti yang dicerita
Ataupun hanyalah satu lagi bentuk bius fatamorgana dunia

Menyanyilah bidadari di atas pentas yang kamu pilih
Menarilah mengikut rentak nan mentasbihkan kasih
Meskipun rindu di hatiku bukan mudah untuk ku buang pergi
Memadailah andai kidungmu dapat membuat perjalananku sementara terhenti

Pulanglah bidadari sebaik usai dan padamnya lampu limpah pagelaran
Jangan khawatirkan diri ini yang telah terbiasa berkelana sendirian
Akan sabar aku menanti hingga lenanya si alam rimba
Untuk ku kembali mengatur langkah dan menyambung semula kembara cinta

Nukilan: Si Takluk Jagat
02 Februari 2020

* Pagelaran - persembahan karya
** Pemeran - pelakun


STJ2020_006 - AKU MEMOHON DIRI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: horse and text

AKU MEMOHON DIRI


Dapatkah kau rasai aroma cinta ini yang semerbak menyebarkan harum
Tidakkah kau melihat kudup rindu ini yang galak menyerlahkan kuntum
Seindah kelopak sakura yang sedang berkembang mekar
Selembut cahaya di ufuk sewaktu di jamah jemari fajar

Sesegar semilir pagi yang berhembus membelai pipi
Begitulah umpamanya dirimu yang hadir menambat hati
Kau warnai hari-hariku dengan manisnya senyuman itu
Kau bajai pohonan cinta ini dengan tulus dan keikhlasanmu

Entah mengapa suara hatiku tiba-tiba menyenandungkan lagu kecewa
Detik jantung dan urat nadiku juga mentasbihkan irama hiba
Sakuraku pun layu sebelum ia benar-benar sempurna berkembang
Demikian pesona langit timur juga langsung entah ke mana menghilang

Dik ... maafkanlah kalau aku memohon untuk mengundurkan diri
Biarlah aku kembali mengatur langkah bagi meneruskan kembaraku ini
Rasa rindu ... rasa cinta ini akan aku simpan kemas di ruangan dada
Moga itu kan senantiasa jadi penyemarak semangatku nanti sewaktu aku berkelana

Sapulah airmatamu dik ... kelana ini sudah memuktamadkan tekad
Leraikanlah kalungan bunga yang selama ini telah kau simpul erat
Biar segalanya tentangku berkubur dari kenangan
Pastikan lebih mudah kerna perginya diriku memang tiada bernisan

Ayuh Si Putihku ... ayuh kita kembali menjelajah mayapada

Nukilan: Si Takluk Jagat
28 Januari 2020


STJ2020_005 - TANGIS WUHAN DI TAHUN BARU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and text

TANGIS WUHAN DI TAHUN BARU


Dosa apakah yang telah kalian lakukan wahai Wuhan
Menggunungkah salahmu hingga tidak layak lagi menerima keampunan
Menangislah walau itu tiada akan mengubah apa-apa
Hari ini dihantarkan padamu derita, didatangkan padamu sengsara

Corona ... wujud yang tidak terlihat di pandang mata
Tiada juga suara nan terdengar di gegendang telinga
Hadirnya digayuti hamis kematian
Perginya pasti diiringi tangis kesedihan

Lihatlah tentang perlunya kita untuk mempunyai agama
Meyakini betapa pentingnya ada aturan dan seumpamanya
Biar selalu ada batasan untuk yang halal dan yang haram
Sebagai garis panduan dalam kita melata meneroka alam

Sedarlah bahawa tiada nikmat yang hakiki di dunia yang fana ini
Memadailah sekadar apa yang diizinkanNya untuk kita nikmati
Berpada-padalah bagi menjaga keseimbangan di dalam proses kitaran mayapada
Kerana banyak sekali kemusnahan berpunca dari tangan-tangan kita sendiri sebenarnya

Pujangga bersyair tentang sombongnya Abrahah dan tentera bergajah
Lalu dihantar gerombolan ababil terbang membawa musibah
Sedangkan kuasa alam pun tiada mampu kita melawan
Takkan sanggup juga kita mahu menghadapi bala dari Tuhan

"Lalu Ia menjadikan mereka hancur berkecai seperti daun-daun kayu yang dimakan ulat" ~ Surat Al-Fil Ayat 5

Nukilan: Si Takluk Jagat
25 Januari 2020


STJ2020_004 - AKU ANAK FELDA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

AKU ANAK FELDA


Rumah kayu ini pernah menjadi saksi
Pada sekujur tubuh tua yang tak kenal erti letih
Pagi ke petang membanting tulang
Demi sesuap nasi untuk insan yang tersayang

Tanah ini pusaka keluarga
Tempat darah pernah tertumpah
Bukan sekadar pemangkin detak nadi peneroka
Tapi penyambung nyawa bagi keluarga tercinta

Di sini dahulu aku diajarkan tentang hidup
Sambil tubuh bergelumang lumpur dan selut
Berlari ... jatuh tersandung lalu luka di lutut
Bangun dan berlari lagi ... ahhh, jauh dari perut!

Tanpa bai'at tapi ilmu yang diajari lekat di hati
Pesan dan ajaran orang tua membentuk jati diri
Biarlah kalau Pak Menteri mahu menunggang FGV dan pergi mencabar dunia
Kerana sebenarnya kamilah watak utama di dalam sinetron pembangunan FELDA

Hanya kami anak-anak FELDA yang tahu
Hanya kami anak-anak peneroka yang melihat sendiri
Pahit getirnya orang tua kami mencari rezeki
Berapa banyak keringat mereka yang menitis ke bumi

Aku bangga aku anak FELDA
Aku bangga aku anak peneroka
Dan tanah ini akan tetap kekal sebagai pusaka

Nukilan: Si Takluk Jagat
14 Januari 2020
 — with Mameq Mameq

STJ2020_003 - AKU BUKAN MENTARI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people, text and close-up

AKU BUKAN MENTARI


Aku pernah terkurung di ruangan dimensi
Berkalungkan airmata berantaikan derita
Mencari natijah tapi gagal menemui sebarang jawapan
Mengagahi diri mengutip kembali cebisan kekuatan

Waktu itu tayang kenang terlalu mengundang lara
Mencarik dan merobek segala asa yang tersisa
Kejamnya kenangan menghiris ilusi
Tragisnya mimpi menyiksa diri

Tika itulah wajahmu menjengah di halaman hati
Dengan sekuntum senyum semurni melati
Meniup harum aroma wangian syurga
Menjinjing bibit pesona bebunga cinta

Tapi aneh … kuatnya dadaku jadi bergolak
Firasat merasakan taqdir tidak mahu berpihak
Mustahilkah cinta dan cita untuk berjalan seiring
Tak mungkinkah mimpi dan impian tuk sama berganding

Bukan mudah untuk hati mengikhlaskan perpisahan
Mengapa perhubungan selalu menagih pengorbanan
Tapi biarlah aku simpan dukaku agar kemas terlindung
Walaupun bulirnya netra kadang menitis tiada terbendung

"Aku bukan mentari ... yang tenggelam untuk kembali terbit kala hari berganti"

Nukilan: Si Takluk Jagat
14 Januari 2020

*Menjengah - melihat atau menengok dgn menghulurkan kepala; menjenguk


STJ2020_002 - LADUNI SANG SUFI (Balasan Puisi Sufi Ini)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Sufi Ini)

Image may contain: text

Bismillahirahmanirahim,

Duhai jiwa aku melihat Aksara,aksara jelata terukir di atas Tombak,tombak deritamu,
Tinta,tinta darah mengalir menjadi saksi Wajah,wajah setiap waktu membakar harapan di balik Untai,untai aksara...

Tidak ada yang tersembunyi, segala jelas di matamu.
Dan tidak di sembunyi di balik hati, jika di sembunyi Aksara,aksara itu akan menjelma menjadi belati ,
Telah lama tidak pernah terhapus, meski panas mentari tidak akan memudarkan Debu,debu yang melekat di tubuhmu..

Jika di tutupi Aksara,aksara itu,
Ia akan terus terukir di Tombak,tombak yang lainnya...

Duhai jiwa layarkanlah hidupmu dengan perintah Tuhanmu..

17/ Dis / 2019

LADUNI SANG SUFI

(Balasan Puisi Sufi Ini)


Duhai Sufi ...
Aku terhidu keliru yang menetas dari nafsu nafsi birahi
Dan dari sela-sela ta'at aku melihat netra yang mencuri pandang ke pentas syariat
Mengapa tidak hanya renungi ke wujud diri
Ironinya yang zahir itu selalu sahaja tidak sejati

Istiqamahlah di jalanKu kerana di sana ada rahsia menghijab rahsia
Terbanglah biar seluruh semesta tembus di pandangan mata
Jangan hanya berhenti di kulit dan di lapis daging
Sesungguhnya banyak hal yang terlihat sebagai sebab itu sebenarnya adalah dinding

Wahai Sufi ...
Mainkan Qawwali biar lincah kakimu menari di pentas hakikat
Dakaplah erat agar rindumu lena beradu di buaian makrifat
Sungguh di dalam gerak tari itu adanya rasa
Dan di kelok frasa mimpi itu kan selalu ada nyata

Jangan dikaji kerana acapkali tiada kan terkaji mengapa
Biarlah kaki menari mengikut rentak hati yang senada
Hingga meyakini asal gerak itu merupakan gerakNya Dzat
Moga kan melebur diri ... moga kan hilang wujudnya jasad

"Kami kurniakan rahmat kepadanya dari sisi Kami dan Kami ajarkannya ilmu yang hanya ada pada sisi Kami sahaja" ~ Surah Al-Kahfi, ayat 65

Nukilan: Si Takluk Jagat
13 Januari 2020

STJ2020_001 - AKU MASIH DI SINI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and text

AKU MASIH DI SINI


Masihkah kejora menari dalam gemalai ingsut malam yang sesekali bertanya pada gugus gemintang berapa lama lagi mentari kan terbit di ufuk

Dan masihkah rembulan tersenyum tika menguntiti lajur taqdirnya tanpa memperdulikan usia yang semakin hari semakin renta

Sesungguhnya di setiap langkah tari itu ada rindu
Disebalik senyuman itu pula semerbak baunya debunga setia

Kerinduan apa lagi yang lebih menyiksa kalau bukan hambat dambaan untuk menatap kekasih hati
Lagu apa lagi yang lebih merdu dari bujuk nyanyian hati yang terlalu mengharapkan temu

Tak mengapa kalau pun tiada terngiang di gegendang telinga
Asalkan di ruang hati selalu tepu dengan lantunan satu nama

Menyanyilah kekasih di puncak altar yang paling tinggi
Deklamasikan aksara syair dan puisi yang deras mengalir di kali nurani
Jeritkan namaku biar nabastala malam bercucuran airmata
Dan tadah kedua telapakmu biar malaikat mengaminkan segala doa

Aku akan senantiasa setia di sini ... ada ataupun tiada kamu menyedari

Nukilan: Si Takluk Jagat
04 Januari 2020