Menu

Monday, 29 April 2019

#STJ2019_109 - GANESHA ZIECORZCKY ABRAHAM KANWA (Akrostik Ganda)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, text

GANESHA ZIECORZCKY ABRAHAM KANWA (Akrostik Ganda)

G enderang ditabuh perawan asyik bersenandunG
A lpakah pada kurniaan ihsan dari Yang Maha KuasA

N ian elok paras wajah yang sungguh rupawaN
E kspresi rupa sempurna dan bergaya serba voguE
S iapa sahaja tidak terpikat kilauan si ratna wiliS
H alwa mata pria ... terlihat begitu indaH
A duhai jiwa gulana ... melirih merasuk godA

Z iecorzcky! Hanya nama yang bisa terlafaZ
I khlas puji nun jauh dari sebalik tabir nuranI
E legent ... intelligent ... beraura romantismE
C ahaya bergemerlapan dalam kabut 'havoC"
O ptimis pada rancak kilau kerdip lensa fotO
R asa itu yang kian hari kian berkembang mekaR
Z amrud bersinaran dalam tinta di Lauh MahfudZ
C inta April menghembus kabut derita bulan MaC
K ental jiwa mengharung dugaan menyesaK
Y akinlah dengan perancanganNya wahai ukhtY

A waslah adikku ... jangan terpesona tipu daya duniA
B ukankah sebegitu yang dimahukan oleh Ya RabB?
R asakan ... fikirkan ... selaklah Kitab lembar demi lembaR
A pakah sebab musabab kita dilahirkan ke duniA
H anya untuk dibuai nikmat sementara atau sebagai khalifaH
A taupun ada rahsia lain yang belum terbuka hijabnyA
M enangis memikirkan azab di Mahsyar yang serba kejaM

K uatkah kita tika bersoal jawab di sana kelaK
A pabila matahari cuma berada sejengkal di atas kepalA
N amun hati kita harus tetap sabar bertahaN
W alau lumpuh diri dicemeti reranting pohon willoW
A ku mahu kamu tetap jadi Ziecorzcky ... si srikandi kesatriA

Nukilan: Si Takluk Jagat
28 April 2019


#STJ2019_108 - SETIA REMBULAN

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

SETIA REMBULAN



Tersenyum menjengah dari sebalik Gunung Angsa
Menyerlah indah menyajikan semangkuk warna tembaga 
Menghidangkan suatu fenomena alam semulajadi
Pembuktian kebesaran Sang Penguasa Alam yang hakiki

Merangkak perlahan memanjat layar besar mayapada
Memancar seri bawa cahaya dan membawa pesona
Menyinari hamparan pekat malam yang kelam
Membias sinar di lubuk hitam yang bungkam

Purnama ...
Telah jutaan tahun kamu begitu
Tetap setia mengitari bumi saban waktu
Cuma memerhati segala bentuk kejadian yang berlaku di laluannya
Tanpa pernah ada rungutan tiada sebarang luah suara

Sendirian bergantungan di luas angkasa
Tiada berteman tiada juga bersaudara
Tidak pernah mahu tahu siapa itu sang matahari
Yang senantiasa meminjamkan cahayanya buat membiaskan seri

... "Walqamara qaddar naa huma naa zila hattaa 'aa dakal 'urju nil qadimmm" Yasin 36:39
"Dan bulan pula Kami taqdirkan dia beredar melalui beberapa peringkat, sehingga di akhir peredarannya kelihatan seperti kembalinya pula ke peringkat awalnya - (berbentuk melengkung) seperti tandan yang kering ..."

... rembulan ... setiamu ku kagumi

Nukilan: Si Takluk Jagat
28 April 2019

#STJ2019_107 - TENTANG RINDU DAN TENTANG PERASAAN

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and text

TENTANG RINDU DAN TENTANG PERASAAN



Adikku ... mendekatlah
Masih mahukah kamu dengari aku bercerita lagi
Ini cerita tentang rindu dik ... cerita tentang perasaan
Yang kisahnya tidak diberitahu oleh sesiapa ... baik manusia mahupun syaitan

Hati dik ... zahirnya hanya seketul darah yang terperangkap di dalam selangka
Belahlah dan buka ... tidak akan kamu temui apa-apa yang istimewa
Tapi andai kamu melihatnya dari retina mata nurani
Rahsianya melangkaui tujuh petala langit dan tujuh petala bumi

Bukan hanya teka-teki tentang jalur orbit rembulan dan mentari
Bahkan bakal terjawab segala tanda tanya penciptaan langit dan bumi
Tidak akan ada lagi rahsia ghaib alam ruh dan alam malakut
Kerana dia mampu menyingkap lajur tabir Wahdatul Ujud

Siksanya kalau cuma dapat melihat kelibat bayang-bayang
Tapi entah mengapa jemari tidak sampai untuk menggenggam
Deritanya memikul rindu yang senantiasa hadir bertandang
Tapi entah bila bertemu untuk melampiaskan sesak rindu dendam

Syukurlah kamu masih boleh tersenyum dik ... walaupun tidak tahu karena
Sedangkan bagaimana mahu tertawa pun aku telah lupa dik ... aku sudah terlupa
Sabar menunggu masa ... tabah menghitung waktu
Melebur dalam rasa ... tenggelam dalam rindu

Nukilan: Si Takluk Jagat
28 Mac 2019

** kelibat - sekali lalu/sekilas


#STJ2019_106 - RILI HERDALDA (Akrostik Ganda)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, text

RILI HERDALDA (Akrostik Ganda)



R atna dewi titipan Yang Maha BesaR
I lustrasi pemimpi dalam berimajinasI
L azuardi bertatah hiasi tubuh mungiL 
I lusi pujangga benahi dendam berahI

H idup ini diwarnai ceritera yang indaH
E ksistensi rasa meyakini sensualismE
R enjana kasih yang bertambah mekaR
D iksi membentur ijtihad tentang iktikaD
A gar bermekaran kelopaknya abhinayA
L indap siksaan rindu terkapar dangkaL
D ambakan denai rintisan para mujtahiD
A bhati pasti menyinar di seberang sanA

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 April 2019


#STJ2019_105 - KISAH 1001 MALAM (Balasan Puisi Erminarahayu)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Erminarahayu)

Image may contain: one or more people and text

KISAH MALAM


By:Erminarahayu

Tiada hembusan angin...
Namun sehelai daun terlanjur jatuh
Temui kerikil-kerikil memeluk sunyi
Telusuri denah.... 
Yang ditunjuk oleh ranting siang tadi

Tiada hasrat menggapai....
Walau dahan tempat asalnya tidaklah setinggi purnama...
Mengintip lubang semut sembari bermandi cahya
Binarpun mengelopak disela sesungging senyum harunya

Awan berjingkat pelan menguntit bulan
Ubah haluan memunguti pendar yang tercecer tanpa asuhan
Biarpun harus makin jauh meninggalkan 
Janjinya untuk selalu membuka tirai fajar.

Kebumen,10 April 2019



KISAH 1001 MALAM 


(Balasan Puisi Erminarahayu)


Tiada hembusan angin
Tidak juga ditimpa reranting
Gugur daun kerna mematuhi QadarNya
Bertemu dengan kerikil itu juga atas kehendakNya

Tiada tangisan hiba
Tanpa deraian airmata
Walaupun harus berpisah sesama sendiri
Si daun meredhai taqdir yang datang menguji

Di sanalah dahan asal tempat berpegang
Di situlah juga tangkai pernah menumpang
Bukan ranting yang menunjuki denah nan ditelusuri
Hakikatnya itulah ketetapan dari Sang Illahi Rabbi

Berjingkat awan menguntiti purnama
Hikayat seribu satu malam mengarakkan mega
Sayup-sayup kedengaran semburat ratib puisi
Memuji kawanan semut api yang ralit dibuai mimpi

Pendar rembulan hanya memerhati
Binar rembangnya terus setia mengorbit bumi
Tidak pernah lupa dan tidak akan pernah ingkar
Pada janjinya untuk selalu menyingsingkan tirai fajar

Nukilan: Si Takluk Jagat
23 April 2019


#STJ2019_104 - RINDU INI TERLALU INDAH

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and text

RINDU INI TERLALU INDAH 



Terasa hangat bulir yang bergenangan di pelupuk mata
Pilunya hati seperti ditusuk serpihan kaca
Memejamkan netra sambil menghayati melodi gesekan biolaku
Berirama sendu ... bersenandungkan lagu rindu 

Saat-saat bersama dahulu kembali terpampang di tabir layar
Kenangan yang teramat indah itu tidak akan pernah memudar
Gurau senda hilai tawa saling meluahkan isi hati 
Hanya itulah sisa bekal semangat untuk aku terus tabah berdiri

Semakin laju tanganku menarikan dawai biola
Tiada lagi memainkan irama yang tertulis di 'note'nya
Cuma melagukan sepenuhnya bisikan dari hati
Rasa cinta ini, rasa rindu ini kini menciptakan nadanya sendiri

Semakin aku hanyut semakin diri melebur
Hilang dalam khusyu' terkurung dalam tafakur
Aku seperti mengembara di lingkup alam yang semu
Dengan aku menggesek biola mengiringi bidadariku menyanyi merdu

Sungguh asyik terlalu bahagia
Dia begitu cantik dan teramat istimewa
Berdua bercengkerama bersama mematri janji
Sekali sudah terpaut yang mampu memisahkan cuma mati

Sedang rancak menari dalam rembang cahaya pendar
Curah rintik hujan ganas mengoyakkan kain layar
Airmata yang menitis di tangan membawaku kembali ke alam realiti
Menyedari yang aku rupanya sedang menangis ... dan aku cuma menyanyi sendiri

... Ya Allah ... indahnya rindu ini

Nukilan: Si Takluk Jagat
22 April 2019


#STJ2019_103 - NADIA ARUMI AYU RILY (Genre Akrostik)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, text

NADIA ARUMI AYU RILY (Genre Akrostik)



N abastala pagi perlahan melipat tirai malam
A runika bersemi menyelak hamparan kelam
D ingin bayu membujuk rawan kuntuman hati
I ntonasi balada mayapada menyentak berahi
A lam masih belum lagi memberikan jawapan

A pakah ini taqdir yang telah tertulis?
R indu diri yang tidak pernah terhakis
U ntaian sajak tempat mencurah segala rasa
M alam berinjak melampiaskan kidung balada
I gauan ngeri senantiasa membayangi mimpi

A ku pasrah dengan ketentuan yang tiba
Y ang selalu membuatku menitiskan airmata
U ntuk kamu ... iya kamu, yang selalu ku puja

R atapan qalbi mendambakan kamu di sisi
I ndahnya andai impian berganti jadi realiti
L emas aku dalam dakapan sepi kasmaran
Y ang menyesakkan ... sungguh menghibakan

Nukilan: Si Takluk Jagat
21 April 2019
 — with Ayu Nabila

#STJ2019_102 - KEMBARAKU TERHENTI SEJENAK - Genre AKROSTIK 4 (Balasan Puisi Jiya Ashma)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Jiya Ashma)

Image may contain: flower, plant, nature and outdoor

Biarkan aku terus bersendiri,kasih


Tak ingin ada lagi luka yang sama hadir menyemat kalbu
Sedang langkahmu semakin jauh
Tak lagi kulihat senyum di gulungan nirwana
Dan kita diam tanpa sebutan

Aku kan terus menggigil pada dingin yang kian mencekam
Lalu biarkan aku menjadi beku tanpa balutan rindu
Hingga tak terasa lagi luka mencintaimu 
Gila akan belung dadamu

Ku lumuri akal netraku dengan airmata
Sebagai tanda cinta telah tiada

Jiya zaara ashma
Taman hati:19-04-2019


KEMBARAKU TERHENTI SEJENAK - Genre AKROSTIK 4


(Balasan Puisi Jiya Ashma)


Kembaraku terhenti sejenaK

Esak tangis melengking dalam surealismE
Merintih sedih menerjah sepi bungkaM
Bingkisan rindu dari jendela alam ghaiB
Adikkukah itu yang empunya suarA
Rawan sungguh ratapnya terdengaR
Antara deru pawana yang menerpA
Kidung puisi nan tiada berentaK
Untaian diksi bersenandung pilU


Termangu dalam waktu terengsoT
Episod romansa tiada bergenrE
Romantika hadir menjemput debaR
Halusinasi mengombak meriak buncaH
Emosi menunggangi nafas humanismE
Nirwana terlihat membara menggentarkaN
Terhidu harum aroma memikaT
Imajinasikah ini ataupun realitI

Sendirian merenung deduri kaktuS
Elemen asa membujuk hedonismE
Jiwa rawan diusap dibelai dek imeJ
Egois wujud diri akhirnya diblokadE
Nabastala senja disingkap perlahaN
Api lembut membaur tanpa niskalA
Kembaraku terhenti sejenaK

Nukilan: Si Takluk Jagat
20 April 2019

#STJ2019_101 - AKU, KAMU DAN KENANGAN (Balasan Puisi Firda Mansyah Serpihan Lara)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Firda Mansyah Serpihan Lara)

Image may contain: one or more people, tree and outdoor

Nama:Firda Mansyah Serpihan Lara

Judul:LEMBARAN LAMA
Titimangsa:18042019

____,,,,,LEMBARAN LAMA,,,,,_____


Kubuka bait demi bait lembaran lama
Terpampang jelas kisah kita
Yang terukir di dalam setiap aksaranya

Dari awal pertemuan
Sampai akhir cerita yang kandas
Berbalut pengkhianatan

Terberai serpihan lara
Di setiap alurnya
Berguguran di bawah sedu sedan sang 
majas
Kini,...aku hanya bisa membacanya

Walaupun jejak lukaku 
Masih menganak pilu
Semoga berganti kebahagiaan yang hakiki untuk ke depannya
Aku melepaskanmu dengan lapang dada
Berbahagialah kasih.



AKU, KAMU DAN KENANGAN

(Balasan Puisi Firda Mansyah Serpihan Lara)


Setiap patah kekata masih abadi tercacah di sudut hati

Toreh bait aksara mengalir mewarnai warkah lembar puisi
Kita menari mengikut rentak tari irama sempurna
Berpimpinan melangkah meniti sapta bianglala


Asyik menghayati rasa yang berkembang semi
Indah mekar bak dedaunan disirami embun pagi
Tika itu wajah mayapada terlihat begitu menawan
Senyum mentari pagi menyinari hati yang keriangan

Namun mendung berarak dalam hangat terik sang suria
Perpisahan menyeruak dalam rintik peluh sanggama
Berat hati melepaskan tangan yang kemasku pegang
Demi pertiwi ku tinggalkan segala yang ku kasihi di belakang

Hakikat dunia semuanya seperti pusingan roda
Tiada yang kekal walau bahagia walau sengsara
Tidak terhitung detik yang begitu pantas berlalu
Tak terkejar masa yang terlalu memecut laju

Perjalanan ini tidak tahu di mana penghujungnya
Sempatkah atau tidak menggapai segala yang dicita
Hanya rindu ini yang menemani aku dalam perjalanan
Menjadi penguat semangat diri yang selalu kesepian

Nukilan: Si Takluk Jagat
19 April 2019

Sunday, 14 April 2019

#STJ2019_100 - SEKAR WIDURI (Genre KROSTIKA)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, smiling, text

SEKAR WIDURI (Genre KROSTIKA)




Tiada kekata indah yang sepadan menzahirkan rasa
Jernih suci wajah sudah memadai menghadirkan bahagia
Meskipun pajangan potret cuma di perbatasan dumay
Dan memuja hanya di dunia maya yang wujudnya semu
Biarlah ... aku mahu terus mencoret dalam sedar dan khayalku

Di buana manakah suargaloka si ratna rupawan
Kirananya seperti kemilau permata bergemerlapan
Sekar kedatonkah itu yang sedang datang menjelma
Atau bidadari syurga bersembunyi di sebalik sosok manusia

Berbusana warni kencana manis lengkap berhijab
Anggun sopan memerhati dari puncak petala mihrab
Kuntumkanlah senyum indahmu wahai sang puteri
Biar pelangi cemburu ... menjeling dengan rasa iri

Walau wangi widuri tidak kalah dengan aroma hexanol
Tetapi siapa yang berani menidakkan pesona burahol
Hanya dengan renungan bisa menyampaikan segala asa
Cukup sekadar jelingan boleh membuka selak panggarhita

Nukilan: Si Takluk Jagat
13 April 2019

** Panggarhita - pancaindera keenam

#STJ2019_099 - KIDUNG MAYAPADA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

KIDUNG MAYAPADA 



Samsara menginsut perlahan
Tak pernah lelah menghitung zaman
Pagi kembali bertemu pagi
Detik demi detik silih berganti

Fajar menyingsing
Menyingkap bilah-bilah gulana
Irama denting dawai harpa
Menyambut mahkota sinar surya

Rintik hujan menderu
Rinainya mengikat sengsara
Menghujam bara-bara gerimis
Bersenandung berprosakan sunyi 

Rotasi dan vibrasi molekul berdansa
Menarikan melodi irama mayapada 
Lubuk hati melirih syahdu
Parut luka merintih pilu

Menoreh aksara rindu pada lembar cakrawala
Bergayut pada putaran roda sang waktu
Melarik puisi
Melukis candala hati

Luas langit tidak terdepa
Cinta yang datang tidak pernah berupa
Menangis di sebalik tirai qalbu
Berkasih tidak semestinya bersatu

Nukilan: Si Takluk Jagat
11 April 2019



Saturday, 13 April 2019

#STJ2019_098 - KEMBARA MENCARI HAKIKI (Balasan Puisi Khodeok Imoeut)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Khodeok Imoeut)

Image may contain: plant and nature

# SEMPURNAMU MENCARIK PAHALA #



Aku tidak ingin menitipkan pesan pada nabastala malam
Sedang gelinjang subuh pun berpeluhan kesejukkan

Aku tak ingin mengucapkan salam pada pagi nan mengudap surya
selalunya ranting itu sunyi kala cendrawasih bertengger di ruang hati

Aku takut

Sejujur bening kasih di semenanjung rasa
Hatikupun tak ingin berkelah

Duhai rasa,
Ini dusta atau nista
Kala setiap bayangmu mampu mengurung mindaku memutar aksara hanya tentangmu

Haruskah aku

Kabar itu datangnya dari seberang sana
Menceritakan warni kekupu di atas kelopak bunga
Sendu sayap menebar racun cinta
Dan aku terperdaya

Kau rona,sang pengelana rasa
Adakah cumbu yang tertinggal di sudut yang tak kau beri arti
Hingga aku terus berbaring dalam kata rindu
Lemas,berpangku kecup yang kau semat di langit biru

Teruslah pangku aku,hingga lelapku di dadamu
Biar mentari berlalu
Tinggalkan genang rasaku basahi jiwaku

Berurutan retina menatap kekarmu
Saat kau papah aku menuju altar pembaringan suci
Berbujur janji satu untuk kau dan aku
Selama berpeluk setia dihati 

Kusudahi retina nan basu
agar kau pergi jauhkan segala lara dan tak kan kembali kembara
Sempurna kerja asmara yang kau pupuk mencarik pahala

Loncatan hati:06-04-2019


KEMBARA MENCARI HAKIKI


(Balasan Puisi Khodeok Imoeut)

Aku bertanya kepada gugus rasi bintang Waluku 

Tentang galaunya hati dan tentang sengsara rindu
Semilir desir bayu yang lalu berbisik menitipkan salam
Terdengar merdu syairmu disenandungkan nabastala malam


Indah kepakan cenderawasih sudah tidakku pedulikan lagi
Cukuplah cuma raut wajahnya yang menghiasi episod mimpi
Biarlah kelam subuh bertemankan dingin embun yang menengger di daunan
Asalkan jiwa kita senantiasa hangat dalam dakapan alam yang setia menghiburkan

Dan malam ini aku masih berbaring di sini bersendirian
Berbumbungkan langit dan berlantaikan pepasir gurun yang kontang
Menghayati seri bias purnama sebagai lampu alam di kelam gelita
Dan cahaya gemintang seperti kunang-kunang yang berkerlipan bagaikan suluh pelita

Aku menurut sahaja liku-liku jalan taqdirku yang telah terukir
Teruskan kembara hingga ke hembus nafasku yang paling akhir
Atau sahaja menantikan saat tiba waktu ditiupNya sangkakala
Sebagai petanda besar di penghujungnya usia dunia yang semakin renta

Dalam remang sinar rembulan terdengar Waluku menjawab sapa
Sejahtera untukmu juga Si Takluk Jagat sang pengelana rasa
Jangan dikejutkan rindu yang bersemayam di antara sela lipatan sanubari
Kerana kita hanyalah pengembara yang mencari cinta di lubuk alam hakiki

Nukilan: Si Takluk Jagat
08 April 2019

**Nabastala (Sanskerta) - langit

Tuesday, 9 April 2019

#STJ2019_097 - PUKAU BIDADARI SYURGA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people, text and close-up

PUKAU BIDADARI SYURGA



Nona ...
Ada apa dengan renungmu?
Hangat membara terliat di retinamu
Aku mahu tahu
Tatap bencikah itu atau rindu?

Nona ...
Pandangnya jangan berlama- lama
Bimbang Iblis durjana membisik di telinga
Menghembus dupa noda yang penuh pesona 
Adam dan Hawa juga pernah terperdaya

Dari mata turun ke hati
Menyihir igau memabuk mimpi
Bagai butiran zamrud yang sempurna ditatah
Maha Suci Allah yang menjadikan netra sedemikian indah

Kemilau nayanika merona kehijauan
Pukau 'Ainul Mardhiyah membawa ketenangan
Bersemayam berdua di suargaloka nirmala
Takhta singgahsana Agung idaman semua

Nona ... biar ku pimpin tanganmu mendaki altar

Nukilan: Si Takluk Jagat
05 April 2019

** Nayanika (Sanskerta) - mata yang indah dan memancarkan daya tarik

#STJ2019_096 - TIRAKATKU HANYA UNTUKMU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: cloud, sky, text and nature

TIRAKATKU HANYA UNTUKMU


Dawai malam mulai berdenting senada lenggok tari gemintang
Pengubat nestapa bila teringatkan pilu lambaian senja nan telah temaram
Gagap ratib zikir sang pungguk bila melihat kelat senyum rembulan
Mentarikah yang dirindu atau khawatirkan mendung yang berarak kehitaman

Sedikit hujan yang turun berjuraian sore tadi tidak dapat menghilangkan dahaga bumi
Ianya hanya cukup sekadar mencuci dedaunan yang tebal mengumpul debu sedari pagi
Akan bakal bergenangankah lagi air di penjuru halaman
Atau kan tambah mengering rerumput yang telah sedia kekuningan

Sebegitu juga bayang maya yang entah kan bahagia entah bakal menghadirkan luka
Seperti mimpi yang berakhir pagi seiring pecahnya kicau sang mergastua
Kita saling bersembunyi di sebalik dinding dumay yang bisu
Cuma membaca ketik abjad yang terolah menjadi untaian bait-bait syair rindu

Apalah ada pada aksara andai namamu tiada tertera di sana
Umpama menulis kekata di puncak julang ombak di luas samudera
Tidak berarti kidung diksi kalau senyummu tidak terukir di puisi
Umpama melukiskan melodi di dada angkasa yang sememangnya tiada berdimensi

Walaupun kita memandang cahaya purnama dari kaca jendela yang berbeda
Namun tetap netra kita terpukau dengan indahnya sinar kejora yang sama
Aku tidak peduli sama ada kumulonimbus mencurahkan isinya ataupun sekadar singgah dan terus berlalu
Kerana dalam imaji puisiku kamu akan senantiasa jadi sang puteri mimpiku

... percayalah wahai puteri, tirakatku hanya untukmu

Nukilan: Si Takluk Jagat
05 April 2019

#STJ2019_095 - AKU DAN KAMU (Balasan Puisi Erminarahayu)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Erminarahayu)

Image may contain: 2 people, people smiling, outdoor

KAU DAN AKU

By: Erminarahayu

Kau adalah pagi....
Merebak seiring malam purna....
Subur dirahim mimpi nan asri terjalin
Pun yang tak asing lagi dengan gigil
Walau hadirmu disambut oleh embun menggenang....
Tapi percayalah.....
Pijar kasihku kan sehangat cahya fajar 

Bilur biruku dilindap harap bak gersang tanpa pangkal ujung 
Namun takkan menjeda langit berpuitis
Saat binar pelangiku telah menampak dan hamburkan warna...
Tiada musim hujanpun kan membentuk lengkung yang indah....
Dan tertata apik diambang cakrawala....

Marilah tuan....
Sulami jiwa merenda sebuah kisah....
Jelagakan pelangi kebiduk kita agar bermetamorfosa
Taklukkan kelakar badai yang dikaruniakan oleh Tuhan dalam pengarungan...
Dan mendayung bersama menuju pulau impian.

03 April 2019


AKU DAN KAMU

(Balasan Puisi Erminarahayu)


Aku ...
Yang kamu panggil pagi
Atau boleh sahaja kamu gelar pemusnah mimpi
Kerana hadirku di antara lindap pendar rembulan dan pijar terik mentari
Dan rangkak pajangku samar berselimutkan rona-rona merah lazuardi

Sebermula menyeruak sisa sepuh kelam malam
Syahdan menyelinap ke relung lereng gunung yang renggang
Lalu semburat cahaya langsung mencumbui ranah yang rata
Menghangatkan laguna yang berbeting karang
Dan mengusir pulang embun yang menggenang

Aku datang Puan ...
Menjinjing bejana berisi aksara
Serpihan puing-puing yang berselerakan di samudera
Aku mahu ikut serta berdayung ke pulau impian
Kerana aku mahu menyongsong badai yang pernah merudapaksa bahteraku hingga tenggelam
Di sana ada ceritera romansa duka
Juga rindu dendam yang membara

Nukilan: Si Takluk Jagat
04 April 2019