FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
SUA SANG PUTERI MIMPI
Deburan ombak mengucapkan salam
Bayu laut menghembus perlahan
Sang puteri mimpi melangkah datang
Tersenyum manis di remang kelam
Berbalas renungan saling menyapa
Ombak dan pasir ikut bermudita
Sang puteri merapat dan menghulurkan tangan
Melumatkan praṇālikâ dan merobohkan batasan
Lembayung swastamita menjadi saksi
Senja nian jingga enggan beranjak pergi
Bila dua telapak tangan bertautan mesra
Meningkatkan debar hati yang merindu sua
Tiada kata tanpa bicara
Bebola netra menatap retina
Tambah melaju denyutan nadi
Meruapkan darah dan menghangatkan pipi
Puteri ...
Mengapa biarkan aku lama menunggu?
Sakarat siksanya rasa jiwaku merindu
Tiap saat mendambakan kamu datang
Buat meredakan badai yang bertiup kencang
Lihatlah ... pohon yang dahulunya subur telah mengering
Dan rendang dedaunan itu kini jadi angga reranting
Namun di bibir pantai ini aku tetap setia menunggu
Kerana firasatku tahu kamu pasti akan bertamu
Peluklah dadaku wahai sang puteri ayu
Dengar degup rima jantungku yang kuat bergolak rindu
Tidak aku izinkan lagi kamu melangkah pergi
Kan ku rajut hangat asmaraku jadi pengikatnya hati
Nukilan: Si Takluk Jagat
28 Februari 2019