Menu

Thursday, 28 February 2019

#STJ2019_053 - SUA SANG PUTERI MIMPI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people, ocean, sky, text, outdoor and nature

SUA SANG PUTERI MIMPI



Deburan ombak mengucapkan salam
Bayu laut menghembus perlahan
Sang puteri mimpi melangkah datang
Tersenyum manis di remang kelam

Berbalas renungan saling menyapa
Ombak dan pasir ikut bermudita
Sang puteri merapat dan menghulurkan tangan
Melumatkan praṇālikâ dan merobohkan batasan

Lembayung swastamita menjadi saksi
Senja nian jingga enggan beranjak pergi
Bila dua telapak tangan bertautan mesra
Meningkatkan debar hati yang merindu sua

Tiada kata tanpa bicara
Bebola netra menatap retina
Tambah melaju denyutan nadi
Meruapkan darah dan menghangatkan pipi

Puteri ...
Mengapa biarkan aku lama menunggu?
Sakarat siksanya rasa jiwaku merindu
Tiap saat mendambakan kamu datang
Buat meredakan badai yang bertiup kencang

Lihatlah ... pohon yang dahulunya subur telah mengering
Dan rendang dedaunan itu kini jadi angga reranting
Namun di bibir pantai ini aku tetap setia menunggu
Kerana firasatku tahu kamu pasti akan bertamu

Peluklah dadaku wahai sang puteri ayu
Dengar degup rima jantungku yang kuat bergolak rindu
Tidak aku izinkan lagi kamu melangkah pergi
Kan ku rajut hangat asmaraku jadi pengikatnya hati

Nukilan: Si Takluk Jagat
28 Februari 2019


#STJ2019_052 - RENUNGAN UKHTY

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and text

RENUNGAN UKHTY


Ukhty ...
Aku tertanya-tanya
Apa yang sedang bermain di fikiran?
Terlihat begitu jauh tatap netra itu ke hadapan

Ukhty ...
Renungan itu penuh rahsia
Dan meski raut wajah itu terlihat tenang
Jelas terdengar detak jantungmu yang sedang berdegup kencang

Selakkanlah tsiqab yang menghijabi muka
Biar dapat ku lihat bibir itu mengulas tawa
Ke mari ... mendekatlah padaku
Bisikkan ke telingaku bahawa kamu juga merindu

Aroma cinta mulai terbau wangi
Aura pesona kuat meniup ke hati
Di sebalik busana yang kemas menutup aurat
Aku terlihat gigil jemarimu bergetar kuat

Ukhty ...
Janganlah kamu bimbang
Kelana ini tiada berniat sumbang
Sekadar singgah untuk merehatkan diri
Dan sekadar menghayati akan wangi baunya melati

Nukilan: Si Takluk Jagat
27 Februari 2019


#STJ2019_051 - UJIAN KITA (Puisi Untuk Dihati Abadi Terpatri)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
Image may contain: one or more people and text

UJIAN KITA

(Puisi Untuk Dihati Abadi Terpatri)


Lihatlah semuanya dari sebalik tabir ilmiah
Tanpa izinNya tidak akan bergerak walau sebutir zarah
Samada ianya semata-mata satu ujian
Ataupun kafarah atas dosa yang keterlanjuran

Bersangka baiklah dengan ketetapanNya
Semoga selalu redha dengan ketentuanNya
Meskipun Nabi Adam hingga dikerah turun ke bumi 
Yakinlah ... semuanya itu kehendak Yang Hakiki

Nabi Yunus ditelan ikan besar
Nabi Ibrahim tidak terbakar dalam api yang berkobar
Diuji pula dengan arahan menyembelih anaknya
Bukankah segalanya telah tertulis dalam taqdirNya?

Apatah lagi ujian yang dihadapi junjungan kita
Sanggupkah kalau kita berada di tempat baginda?
Tabahnya hati baginda menahan segala ujian
Tetap redha hati dengan berbungkuskan iman

Bersabarlah saudaraku Dihati Abadi Terpatri
Moga dikuatkan semangat dan dicekalkan hati 
Berpeganglah bahawa yang baik dan yang buruk itu semua datang dariNya
InsyaAllah, kelak berlalu mendung dan akan memancar kembali cahaya

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 Februari 2019


#STJ2019_050 - NYANYIAN SULING HATI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT
Image may contain: 1 person, text

NYANYIAN SULING HATI


Puan ...
Di sini aku titipkan bait-bait puisi rindu 
Seiring mekarnya bebunga aksara pelbagai rona
Dengan selempang merah hati menyulami baris-baris diksi
Buat menjalin kekata cinta yang bakal menggamit kasmaran

Puan ...
Aku kepalkan awan untuk menjilid lembaran-lembaran sendu
Dan aku rangkaikan gugusan bintang menjadi untaian kalung angkasa
Biar sepoi semilir angin menyanyikan kidung lagu berahi
Agar bibir mulusmu akan kembali menguntum senyuman bahagia

Di sana, di atas altar tertinggi itu aku akan berdiri
Menyenandungkan irama syair yang aku ciptakan teristimewa untukmu
Dalam deraian esak tangis dan hilai tawa gembira
Biar seantero mayapada tahu sehebat mana rindu yang aku bawa

Dengarkanlah tika bayu lembut itu mengelus perlahan
Juga nantikan hingga hadirnya gerombolan rama-rama berterbangan
Kelak kamu akan mengerti apa yang selama ini aku pendam
Dan irama cinta yang bagaimana suling hatiku ini akan ditiupkan

Puan ...
Beristikharahlah memohon petunjuk dan bermunajat kepadaNya
Sementara aku adukkan bumbu rinduku ini hingga menjadi sempurna
Kerana tatkala panah asmaraku nanti sudah tertancap di dinding hati
Tidak ada lagi yang mampu memisahkan kita selain Qadar Sang Illahi Rabbi

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 Februari 2019

#STJ2019_049 - PUISI TIDAK BERJUDUL (Balasan Puisi Firda Mansyah)

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Firda Mansyah)

Image may contain: food

CERACAU




Aku 
Terpasung bahagia
Saat rindu menyapa
Wajahmu desirkan relung dada

Ceracau
Getarkan risau
Menghasilkan tebassan kelu
Hanyutkan ombak dalam rindu

By Firda Mansyah
2806/Pdg
*24022019*


PUISI TIDAK BERJUDUL


(Balasan Puisi Firda Mansyah)
PUISI PATIDUSA (4-3-2-1)



Rindu 
Untaian verifikasi
Halimun esensi kasmaran
Violet menyirna bias bianglala

Bait baskara melerai afotik
Widuri mengecup benalu
Candra sirius
Memudar

Fatamorgana 
Bilah-bilah nestapa
Gentayangan tatap horizon
Gundah gulana meniti persada

Dendam berahi sang kawi
Dalam litup ambigu
Menyelip renjana
Praduga

Kiwari
Tembang bangsi
Memilin menyeruput candala
Termangu cabik panjang cakerawala

Narasi nestapa merengkuh nirmala
Bermunajat dan bermudita
Gemalai mayapada
Moksa

Nukilan: Si Takluk Jagat
26 Februari 2019

#STJ2019_048 - POTRET MAYA

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, smiling, text and close-up

POTRET MAYA


Bibir itu ...
Merah bak delima merekah
Membias pelangi tiap kali ulas itu menguntum senyum
Terpaku aku dalam pegun takjub yang menggunung

Alis itu ...
Hitam pekat meruncing di hujung
Satu demi satu lembar helaiannya tersisir rapi
Bagaikan susun atur bait dan diksi dalam puisi

Raut wajah itu ...
Maha Suci Allah yang menjadikannya sesempurna begitu
Persis Dewi Venus dalam kisah mitologi kuno Romawi
Kecantikan yang bagaikan tiada kecacatannya lagi

Tetapi renung mata itu ...
Ada apa dengan sinarnya yang layu?
Sejarah memori luka apa yang sedang kamu pendam?
Hikayat kisah duka apa cuba kamu sembunyikan?

Lesung pipi itu ...
Membuat aku terlupa tentang misteri netra sayu
Sungguh pesonanya hingga menjadikan aku terleka
Bahawasanya lukisan potretmu itu hanyalah di maya

... laksana menatap potretnya Monalisa yang penuh rahsia

Nukilan: Si Takluk Jagat
21 Februari 2019

#STJ2019_047 - SIAPAKAH KITA?

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

SIAPAKAH KITA?


Senja melangkah perlahan meninggalkan jendela siang
Purnama dan gemintang mulai mengambil alih alam
Penggiliran yang semenjak dahulu lagi sudah ditentu
Dan masih akan tetap begitu hingga sampai akhir waktu

Terik panas sang suria memberikan nadi
Menghembuskan nafas kepada sekelian isi bumi
Meskipun bahang bebola api itu hingga membakar ubun kepala
Tetap bertekad aku melangkah bagi meneruskan epik kembara

Inilah duniaku dan inilah taqdirku
Inilah malamku dan inilah juga siangku
Menelusuri liku-liku jalan yang penuh pancaroba
Hingga sampai waktunya nanti Izrail datang mencabut nyawa

Apakah sebenarnya yang kita kejar di dalam hidup ini?
Sehebat mana pun kita, tetap tidak akan dapat menembusi bumi
Dan sebanyak mana pun bintang baharu yang kita ketemukan
Tetap di atas sana sifatnya angkasa itu tiada bersempadan

Kerdilnya diri andai kita dapat memperhalusi
Intipati tujuan dan rahsia penciptaan semesta ini
Marilah sahabat kita selusuri jalan yang sangat gelap gelita
Dalam mencari jati diri ... siapakah kita yang sebenar-benarnya?

Nukilan: Si Takluk Jagat
19 Februari 2019

#STJ2019_046 - YA ALLAH, PERMUDAHKANLAH URUSANKU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: 1 person, smiling, text and close-up

YA ALLAH, PERMUDAHKANLAH URUSANKU


Aku merintih dalam sujudku di sepertiga malam
Bergenang air di pelupuk mata bila tasbih ku bilang
Ketika memohon petunjuk dari Sang Maha Pencipta
Agar bisa langsung dibisikkan padaku satu rahsia

Aku tidak pernah memohon untuk disatukan
Cuma aku selalu meminta agar dipermudahkan jalan
Supaya sesiapa sahaja yang Kau titipkan padaku
Akan bakal mendekatkan lagi diriku padaMu

Hambarnya dunia ini terlihat dalam pandangan
Tawarnya kecap rasa buah anggur murahan
Jangan sogokkan aku wajah zahir yang menawan
Kalau bathinnya tak seindah seperti yang dibayangkan

Tapi andainya Kau hadiahkan aku seorang dewi
Seraut bidadari dan punyai hati yang suci murni
Aku panjatkan syukur padaMu wahai Sang Pemilik Jiwa
Kerana aku meyakini perancanganMu tiada yang cela

Ya Illahi Rabbi, aku selalu beriman dengan firmanMu
Dan aku meyakini setiap sabda kekasihMu
Sesungguhnya lelaki baik itu adalah untuk wanita baik sahaja
Dan begitulah juga janjiMu andai sebaliknya

Nukilan: Si Takluk Jagat
17 Februari 2019
 — with Hani DewiCinta.


#STJ2019_045 - MASIH TERSIMPANKAH SISA RINDUMU?

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: bird and text

MASIH TERSIMPANKAH SISA RINDUMU?



Mengapa begitu erat sekali tali rasa yang mengikat?
Sarat dadaku bila senyummu hadir menghambat
Lantas menggema tanya di dalam relung qalbi
Masihkah tersimpan sisa rindumu untuk diri ini?

Merinding roma tika fikiran kembali mengimbas
Saat-saat indah dahulu waktu kita berterbangan bebas
Berdua bersama tekun menenun sapta warna bianglala
Sambil disinari sumringah senyumnya bebola baskara

Walaupun selepas itu elang ini memilih untuk beredar
Kerana impi puncak menara gading yang kamu kejar
Tapi bila di hati telah terpahat aroma voilces dan bau burahol
Langsung sirna pesona hexanol dan wanginya ethanol

Di dahan inilah elang ini datang bertengger saban hari
Nun ke sempadan samudera netranya tajam memerhati
Walaupun kuat hati memberontak untuk ke seberang benua
Tidakkan mampu dia terbang kalau tanpa izin daripadaNya

Akan tetaplah di sini Sang Elang ini menunggumu
Meskipun kuat dihentam ribut atau dibekukan salju
Terus bersabar menunggu titah dari Yang Maha Tinggi
Kerana dengan perintahNya pasti samudera luas boleh direntasi

Nukilan: Si Takluk Jagat
16 Februari 2019


#STJ2019_044 Even - 01 - SAP - Madah Asmara- 2019 ~ INTERAKSI AKAL "VISE VERSA" INTROSPEKSI ALAM

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Even - 01 - SAP - Madah Asmara- 2019

Tema : MADAH ASMARA 

Judul : INTERAKSI AKAL "VISE VERSA" INTROSPEKSI ALAM

Karya : Si Takluk Jagat
Isi : 
Titi Mangsa : 14 Februari 2019

Tidak aku pedulikan lagi kejora yang bersinar terang
Terasa sirna serinya purnama yang sedang mengambang
Kerana yang terbayang dalam mataku cuma wajahmu
Telah ku pajangkan dalam hati lukisan yang terlukis senyummu

Jingganya temaram senja tidak lagi seindah dahulu
Mesra sinar mentari pagi tidak dapat meredakan rinduku
Swastamita hilang pesonanya tanpa kamu di sisi
Hambar aroma arunika tanpa bau parfummu nian wangi

Aku bertanya kepada ilalang yang sedang menari
Dimanakah gerangannya kekasihku bersembunyi?
Tapi ilalang cuma membisu, enggan mengganggu khusyu' ratibnya
Asyik bertasbih sambil daunnya melenggang ke sini dan ke sana

Menghindari gerimis, aku singgah di anjung balai kencana
Kalakian terdengar dehem guruh mengalunkan balada
Wahai Si Takluk Jagat ... berhentilah mencari
Terimalah hakikat yang kekasihmu telah pun lama mati !

"Benarkah kekasihku telah lama pergi bertemu Sang Penciptanya?"
"Tapi bukankah baru semalam sahaja aku memeluknya?"
"Bahkan hangat pelukan itu sehingga kini masih lagi terasa"

Guntur tunggal yang meledak keras tidak lagi aku hiraukan
Kerana interaksi akal cuba memahami introspeksi alam
... hatta, bulir bening pun mulai menggenangi kelopak netra

Cemeti dewa melibas sekilas dan sempat bergumam sendiri sebelum berlalu pergi
"Hmmm ... masih bersisa lagi cinta Si Majnun di zaman ini?"

Nukilan: Si Takluk Jagat
14 Februari 2019

Tag: Dewi Kala
Indra Nalendra




Friday, 8 February 2019

#STJ2019_043 - AKU PASTI KEMBALI (Balasan Puisi Catur Riyasti)

FENOMENA PUISI SITAKLUK JAGAT

(Balasan Puisi Catur Riyasti)

Image may contain: coffee cup, drink and text

KOPI SENJA TANPAMU


Kau biarkan aku
Menikmati hitamnya kopi senja 
Tanpamu

Kau berlalu bersama rinai yang memecah rasa 
Lalu meninggalkan jejak-jejak luka
Dan aku terlanjur membiarkannya

Aku tak akan memaksamu untuk tetap di sini bersamaku
Meskipun jujur..aku ingin.

Tika kau bosan, maka pergilah
Aku akan diam
Aku tak akan menahanmu 
meskipun aku mau

Jika suatu hari kau rindu dan ingin kembali
Maka datanglah

Karena aku masih tetap di sini menunggumu 
Untuk kembali menikmati hitamnya kopi senja
Milik kita.

Bmy,05'02'2019


AKU PASTI KEMBALI

(Balasan Puisi Catur Riyasti)


Aku pasti akan kembali
Untuk menikmati hangatnya kopi
Sambil duduk berdua menatap temaramnya baskara senja

Usai membaca syairmu
Aku termenung memerhati kopi yang sedang ku minum
Mungkinkah sama hitamnya dengan kopi senjamu?

Rintik-rintik gerimis itu
Masihkah dingin seperti dulu?
Tatkala dengan berat hati aku meninggalkanmu
Ataukah telah menggelegak sumarah?
Saking hangat derai airmatamu 
Tika aku memohon diri untuk berlalu dahulu

Bukannya aku bosan
Bukan juga sengaja mahu meninggalkan jejak-jejak luka
Tapi cuma mahu mencari arti tentang ketaksaan keberadaan

Maafkan aku yang didesaki tirani hati
Tapi aku pasti akan kembali ke sana lagi
Menemanimu mengopi sembari menyaksikan pesonanya swasmita

Nukilan: Si Takluk Jagat
06 Februari 2019

#STJ2019_042 - ISTIQAMAH DI SEJADAH RINDU

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text and food

ISTIQAMAH DI SEJADAH RINDU


Mengapa begitu sunyi malam ini kurasa?
Redup cahaya purnama malu-malu mengintai di bidai kaca
Di jenang jendela ... bayu berulang-ulang menampar tabir biru
Menyelak lembaran kenangan silam ... tertayang satu persatu

Apakah harus aku menghitung bintang?
Perlukah aku mengadu pada rembulan?
Atau bertanya semilir yang hadir menyapa
Khabar apakah bidadariku di sana?

Gugusan gemintang pasti tidak mengendahkan
Sementara purnama akan tetap juga bersinaran
Kelak nanti bayu akan bertiup pergi
Meninggalkan aku di sini bertemankan sepi

Mana mungkin aku dapat menghapuskan bayangmu
Kerana senyumanmu telah bertapak di relung hatiku
Bagaimana dapat aku menafikan sebuah rasa cinta
Kalau aroma rindumu telah memenuhi seisi rongga dada

Biar kuramu aksara menjadi syair dan puisi
Biar ku gubah bebait kata menjadi preskripsi diksi
Aku akan tetap istiqamah bertasbih di atas sejadah rindu
Walaupun hanya sunyi yang sudi menjadi makmumku

Nukilan: Si Takluk Jagat
05 Februari 2019

LIRIK LAGU ILUSI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: one or more people and smoking

LIRIK LAGU ILUSI


Dia di alamnya
Tersendiri dan terpisah
Entah apa difikirkan
Sangat dalam, sangat kelam

Lelaki di tengah padang
Masih seperti semalam
Berdiri menongkat langit
Dalam resah yang terasing

Dia senimanyang buta
Dia tak berkarya
Untuk dijual hasilnya
Baginya hidup ini
Sebaik yang semalam
Waktu itu dirinya dalam kandungan

Tanyakan kepadanya
Berapa umur sekarang
Pasti dia berkata
Sama seperti semalam
Tanyakan kepadanya
Pukul berapa sekarang
Dengarkan jawapannya
Masih seperti dulu

#STJ2019_041 - NYANYIAN KENARI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

NYANYIAN KENARI


Sayunya kedengaran kenari menyanyi
Di balik rimbunan dahan yang tinggi
Tapi tidak juga menunjukkan rupa
Cuma kidung laranya menggema di angkasa

Sungguh merdu sungguh mempersona
Bak buluh perindu dilentur pawana
Rangkap melodi menawan hati
Walau baitnya berlirikkan sunyi

Berseloka tentang hati kasmaran
Bersiul dendang jiwa yang rawan
Memeluk erat gundah gulana
Mengemam rapat si malakama

Mahu diluah atau ditelan?
Berat hati membuat keputusan
Derai airmata mencerminkan raga
Senandung duka mewakili jiwa

Ayuhlah kenari kembara seiringan
Walaupun netra tak saling bertatapan
Biar kupetikkan tangsi kecapiku 
Menyulam merdu kidung nyanyianmu

Nukilan: Si Takluk Jagat
04 Februari 2019


#STJ2019_040 - BARZAKH (2) - JANJI ALLAH ITU PASTI

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

BARZAKH (2) - JANJI ALLAH ITU PASTI

Mahu menangis namun tiada lagi berairmata
Cuba berteriak tapi cuma menggema di dalam dada
Terputus sudah ikatan pertalian dengan sekelian penghuni bumi
Gementar hati bila membayangkan apa yang bakal dihadapi

Terbit rasa ngeri ...
Di manakah kekasih hati yang kononnya berjanji sehidup semati?
Rakan karib yang selalu membayangi juga telah menghilang dari sisi
Di sini, hanya jasad yang mula membusuk ini terbujur keseorangan
Bergelimpangan sendirian tanpa ada yang mahu menemankan

Dan cacing-cacing mulai memanjat ke atas kain kafan ...
Apakah yang sedang menunggu di hadapan?
Sudah cukupkah segala bekalan dan amalan?
Terasa darah panas menyirap naik ke muka
Bila membayangkan soal jawab yang bakal menjelma

Ular dan kala pun muncul dari rekahan bumi ...
Semakin menggigil badan yang dalam kedinginan
Tika sanak yang mengiringi mulai meninggalkan tanah perkuburan
Satu demi satu derap tapak itu terdengar menghentak dan menggema
Menanti kiraan tujuh langkah sebelum perbicaraan pertama bakal bermula

Ya Allah ... ampunilah segala kesalahanku
Dan waktu yang dinanti-nantikan kini telah pun tiba
Dua sosok yang senantiasa berganding bersama itu akhirnya menjelma
Berpasangan ... sejoli ... dalam menjalankan tugasan yang diberi
Dahsyatnya tidak terperi ... sehingga terbakar papan penutup lahad dijilat api

... janji Allah yang mana lagi ingin kamu dustai?
Nukilan: Si Takluk Jagat
03 Februari 2019

#STJ2019_039 - BARZAKH (1) - PERSINGGAHAN KE EMPAT

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: text

BARZAKH (1) - PERSINGGAHAN KE EMPAT


Perlahan-lahan mata dibuka 
Terpinga-pinga
Di dalam ruangan yang cuma bertemankan kegelapan
Selain dari hitam, tiada apa-apa lagi yang kelihatan

Aku di mana?

Sedikit demi sedikit hijab disingkap
Bagai suram purnama menidakkan malam nan gelap
Semakin bercelaru jiwa yang sedia bergelora
Netra terpaku menatap sebatang tubuh yang sudah tidak bernyawa

Itu siapa?

Bungkam dibaluti kafan putih yang tidak berjahit
Mengiring terbaring di dalam liang lahad yang sempit
Segala kemewahan dunia tidak dibawanya bersama
Tiada lagi ditemani keluarga dan handai taulan tercinta

Mati?

Sudah matikah aku? 
Tanya jiwa yang masih keliru
Jasad yang terbaring kaku langsung tidak menjawab
Mata terpejam rapat sambil muka menghadap tanah yang lembab

Cacing mula terlihat merayap!

Sayup-sayup terdengar irama Talqin yang mendayu
Menyebut nama kita sendiri tapi berbin atau berbintikan ibu
Sesekali menggema kuat suara yang ikut mengaminkan
Dalam esak tangis pilu yang kedengaran tertahan-tahan

... bergetar hati yang mulai mengerti

Nukilan: Si Takluk Jagat
02 Februari 2019



Friday, 1 February 2019

#STJ2019_038 - BIDUK KU, BILAKAH MENJELMA?

FENOMENA PUISI SI TAKLUK JAGAT

Image may contain: cloud, text, nature and outdoor

BIDUK KU, BILAKAH MENJELMA?


Di sana ada hangatnya bara cinta yang terpendam
Jauh di seberang ada hati yang merindu dendam
Meluluhlantakkan jiwa yang tenggelam dalam nestapa
Membujuk asmara yang menganak di asa sua

Aku tahu setiap hari kamu mengunjungi pantai itu
Di hujung siang hinggalah sang jingga terlukis kelabu
Dan di setiap senja kamu melangkah pulang dengan genangan airmata
Biduk yang dinanti ... bilakah akan menjelma?

Janganlah kamu cuba untuk menafikan
Saban petang camar yang pulang menitipkan pesan
Ombak laut juga memelodikan nyanyian rindumu
Aku tahu, kerana setiap waktu aku juga akan berkunjung ke pantai ini ... menunggu khabar tentangmu

Pilunya jiwa yang sedang dalam kasmaran
Membujuk nelangsa hati yang sering kesepian
Meskipun pena kita menari-nari memuji indahnya purnama
Namun apa yang ada di sudut sanubari tidak akan pernah bisa terlorek oleh tinta

Tapi apalah qudratku untuk mengatakan iya
Tiada upaya juga aku hingga berani untuk menolaknya
Jika itulah taqdir kita yang telah dicoretkan
Akan hadir aku merenangi lautan yang sedang dibadai taufan

Nukilan: Si Takluk Jagat
31 Januari 2019